KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, karena dengan
rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi
kesempatan untuk menyelesaikan tugas makalah ini. Tidak lupa kami ucapkan
kepada pihak-pihak yang telah membantu kami dalam menyelasaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh
sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga
dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman.
Jakarta,
22-Mei-2012
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
BAB I :
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
A. Latar Belakang Masalah
B. Identifikasi Masalah
C. Tujuan Penelitian Busway
BAB II : PENJELASAN TENTANG
TRANSJAKARTA
A. Pengertian Busway
B. Jalur Busway
C. Halte-Halte Transit Busway
A. Pengertian Busway
B. Jalur Busway
C. Halte-Halte Transit Busway
D. Tarif Busway
E. Manajemen Operasi Transjakarta Busway
E. Manajemen Operasi Transjakarta Busway
BAB III : ANALISA
A. Analisa Kebutuhan Terhadap Kios Informasi
BAB IV : LANDASAN TEORI
A. Pemasaran Jasa Busway
A. Analisa Kebutuhan Terhadap Kios Informasi
BAB IV : LANDASAN TEORI
A. Pemasaran Jasa Busway
B. Kualitas Pelayanan Busway
C. Kepuasan Pengguna Busway
D. Harapan Pengguna Jasa
E. Kepuasan Pelanggan Internal
(Karyawan)
F. Harapan Karyawan
G. Dampak Penggunaan Busway
H. Kendala Penerapan Busway
BAB V :
PENUTUP
A. Kesimpulan
A. Kesimpulan
B. Saran-saran
BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Angkutan umum merupakan suatu bentuk transportasi
kota yang sangat esensial dan komplementer terhadap angkutan pribadi, tetapi
pada kenyataannya hal ini tidak dapat sepenuhnya diupayakan oleh masyarakat
kota. Masyarakat belum berpindah moda transportasi dari kendaraan pribadi ke
angkutan bus. Akibatnya penggunaan kendaraan pribadi cendrung lebih dominan
dari pada kendaraan angkutan umum.
Pertumbuhan kendaraan pribadi yang cukup tinggi dan
dominannya moda transportasi pribadi tersebut akan menimbulkan kemacetan lalu
lintas karena tidak dibarengi dengan penambahan jaringan jalan. Pola jaringan
jalan yang ada itu menyebabkan pergerakan lalu lintas terkonsentrasi pada pusat
kota.
Disamping itu tingkat disiplin pengguna jalan masih
belum memadai. Tingkah laku sebagian pengemudi kendaraan umum dalam berlalu
lintas masih sangat memperhatikan, kebut-kebutan, saling mendahului, menurunkan
penumpang di sembarang tempat, dan tempat-tempat lain yang selalu menimbulkan
gangguan terhadap kelancaran lalu lintas.
Jakarta belum mempunyai sistem serta infrasturktur
transportasi massal yang terpadu. Transportasi yang bisa melayani
kebutuhan perpindahan warganya dengan cepat, aman, murah,nyaman dan massal.
Transportasi busway (BRT – Bus Rapid
Transit ) di Indonesia dikembangkan berdasarkan analisis faktor-faktor
yang menyebabkan buruknya pengelolaan angkutan umum di Indonesia selama
ini. Untuk tidak mengulang dan melakukan kesalahan yang sama maka berbagai
konsep baru dalam transportasi publik dilaksanakan dalam sistem busway.
Kemunculan busway sangat erat kaitannya dengan
reformasi di era 1997.Krisis yang menghantam armada angkutan umum menyebabkan
hanya sekitar 60% angkutan yang beroperasi di jalan raya, ditambah lagi
dengan harga suku cadang yang melambung, menyebabkan banyak perusahaan
angkutan bangkrut, sementara tarif tidak bisa dinaikkan. Oleh karena itu muncullah pemikiran
untuk menyelamatkan angkutan umum. Didorong oleh semangat reformasi, sistem
busway diluncurkan sebagai upaya untuk memperbaiki sistem transportasi publik
di Jakarta.Proses kemunculan busway pun sangat menarik karena membuktikan
komitmen politik yang tinggi antara Gubernur DKI dan DPRD. Dengan adanya
kesepakatan dan kesolidan pemerintah dalam mendukung program ini, juga dengan
dukungan dunia internasional, peluncuran BRT menjadi lancar. Proses ini
mempercepat munculnya sistem busway di Jakarta yang hanya makan waktu 2,5
tahun. Karena proses yang dipercepat ini, maka armada pertama dibeli oleh
pemerintah sebenarnya kurang sehat dalam sistem pengelolaan busway.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Karena luasnya masalah yang di teliti maka identitas
masalah diambil dari latar belakang pada analisi kepuasan konsumen pengguna
transportasi Transjakarta. Sehingga berdasarkan hal–hal di atas maka dalam
penyusunan makalah ini penulis berusaha dapat merumuskan masalah sbb :
a) Apakah
kosumen sudah terpuaskan atau tidak terpuaskan dengan fasilitas (hal ini
mengenai Koridor 1, Armada busway, Halte, Jalur busway) dan kelebihan juga
kekurangan yang telah diberikan.
b) Persepsi
konsumen terhadap kualitas pelayanan yang diberikan oleh Transjakarta.
c) Bagaimana
perusahaan dalam membagi tugas pada karyawannya dan apakah para karyawan busway
itu sendiri telah satisfied terhadap pembagian tugas.
d) Bagaimana
perusahaan memperlakukan karyawannya.
e) Upaya
apa yang dilakukan oleh pihak Pegelola Transjakarta, dalam rangka memberikan
kepuasan pelayanan kepada pengguna jasa.
f) Dampak
penggunaan bahan bakar yang digunakan Transjakarta bagi lingkungan.
g) Bagaimana
harapan pengguna jasa busway.
C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan perumusan masalah diatas maka tujuan
yang akan diperoleh dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui tingkat kepusan
pelanggan terhadap kualitas pelayanan transportasi transjakarta.
a) Untuk
mengetahui kepuasan konsumen mengenai pelayanan yang di berikan oleh transjakarta
dan kepuasan karyawan terhadap perusahaan.
b) Untuk
mengetahi persepsi konsumen terhadap kinerja Transjakarta.
c) Untuk
mengetahui kendala yang dihadapi dalam pemberlakuan busway.
d) Bagaimana
sistem menejerial pada Busway.
e) Untuk
mengetahui bagaimana badan pengelola Busway mengatasi persaingan dengan
kompetitor di bidang jasa transportasi.
f) Untuk
mengetahui dampak penggunaan busway bagi lingkungan.
g) Untuk
mengetahui harapan konsumen mengenai pelayanan yang di peroleh dari Transjakarta
dan harapan para karyawannya pada perusahaan.
D. MANFAAT PENELITIAN
Dengan tercapainya tujuaan penelitian diatas maka
dapat diambil manfaat sebagai berikut bagi perusahaan :
a.Sebagai bahan masukan untuk pengelola transjakarta
dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan.
b.Sebagai bahan referensi untuk penelitan
selanjutnya yang sejenis agar lebih lengkap.
BAB
II
PENJELASAN BUSWAY
A. PENGERTIAN BUSWAY
Transjakarta
atau umum disebut Busway adalah sebuah sistem transportasi bus cepat atau Bus Rapid
Transit di Jakarta, Indonesia. Sistem ini dimodelkan berdasarkan sistem TransMilenio
yang sukses di Bogota,
Kolombia.
Unit Pengelola Transjakarta Busway adalah lembaga yang dibentuk oleh pemerintah
Provinsi DKI Jakarta untuk mengelola layanan angkutan umum massal dengan
menggunakan moda bus. Pembangunan Bus Rapid Transit (BRT) merupakan salah satu
strategi dari Pola Transportasi Makro (PTM) untuk meningkatkan pelayanan dan
penyediaan jasa transportasi yang aman, terpadu, tertib, lancar, nyaman,
ekonomis, efisien, efektif, dan terjangkau oleh masyarakat. BRT yang
difasilitasi dengan jalur, armada bus dan infrastruktur yang dibangun khusus.
Kini masyarakat mempunyai alternatif angkutan umum yang memberikan kemudahan
menjangkau seluruh wilayah Jakarta dengan pelayanan yang berbeda dibandingkan
dengan angkutan umum lainnya. Perencanaan busway telah dimulai sejak tahun 1997 oleh konsultan dari Inggris.
Pada waktu itu direncanakan bus berjalan berlawanan dengan arus lalu-lintas (contra
flow) supaya jalur tidak diserobot kendaraan lain, namun dibatalkan dengan
pertimbangan keselamatan lalu-lintas. Meskipun busway di Jakarta meniru negara
lain (Kolombia, Jepang, Australia), namun Jakarta memiliki jalur yang
terpanjang dan terbanyak. Sehingga kalau dulu orang selalu melihat ke Bogota,
sekarang Jakarta sebagai contoh yang perlu dipelajari masalah dan cara
penanggulangannya.
Model bus Transjakarta ada 2 :
- single decker bus (bus tunggal)
- articulated bus (bus gandeng)
Bus yang digunakan sebagai bus Transjakarta adalah
- Koridor 1 : bus Mercedes-Benz dan Hino berwarna merah dan kuning
- Koridor 2 : bus Daewoo berwarna biru - putih, dan warna abu-abu
- Koridor 3 : bus Daewoo berwarna kuning - merah, dan warna abu-abu
- Koridor 4 : bus Daewoo dan Hyundai (JTM), bus Daewoo (JMT) berwarna abu-abu
- Koridor 5 : bus gandeng HuangHai dan bus Daewoo (JMT), bus gandeng Inobus (Komodo) (LRN) berwarna abu-abu
- Koridor 6 : bus Daewoo dan Hyundai (JTM), bus Hino (PP) berwarna abu-abu
- Koridor 7 : bus Daewoo dan Hyundai (JMT), bus Hino (LRN) berwarna abu-abu
- Koridor 8 : bus Hino (LRN) bus Hino (PP) berwarna abu-abu
- Koridor 9 : bus Hyundai(BMP) & (TMB), bus gandeng Inobus (Komodo) (BMP) berwarna merah dan kuning
Semua armada Transjakarta tersebut disertai dengan
gambar elang bondol terbang sambil mencengkram beberapa buah salak di bagian
eksterior. Bahan bakar yang digunakan di koridor 1 dan 10 adalah bio solar.
Untuk Koridor 2 - 9 berbahan bakar gas.
Bus-bus ini dibangun dengan menggunakan bahan-bahan
pilihan. Untuk interior langit-langit bus, menggunakan bahan yang tahan api
sehingga jika terjadi percikan api tidak akan menjalar. Untuk kerangkanya,
menggunakan Galvanil, suatu jenis logam campuran seng dan besi yang kokoh dan
tahan karat.
Bus Transjakarta memiliki pintu yang terletak lebih
tinggi dibanding bus lain sehingga hanya dapat dinaiki dari halte khusus busway
(juga dikenal dengan sebutan shelter). Pintu tersebut terletak di bagian tengah
kanan dan kiri. Untuk bus gandeng memiliki tiga pasang pintu yaitu bagian
depan, tengah, belakang kanan dan kiri. Sedangkan bus single di koridor 4 - 9
memiliki dua pasang pintu, yaitu bagian depan dan belakang kanan dan kiri
Pintu bus menggunakan sistem lipat otomatis yang
dapat dikendalikan dari konsol yang ada di panel pengemudi. Untuk bus koridor 2
- 8, mekanisme pembukaan pintu telah diubah menjadi sistem geser untuk lebih
mengakomodasi padatnya penumpang pada jam-jam tertentu, di dekat kursi-kursi
penumpang yang bagian belakangnya merupakan jalur pergeseran pintu, dipasang
pengaman yang terbuat dari gelas akrilik untuk menghindari terbenturnya bagian
tubuh penumpang oleh pintu yang bergeser.
Setiap bus dilengkapi dengan papan pengumuman
elektronik dan pengeras suara yang memberitahukan halte yang akan segera
dilalui kepada para penumpang dalam 2 bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa
Inggris. Setiap bus juga dilengkapi dengan sarana komunikasi radio panggil yang
memungkinkan pengemudi untuk memberikan dan mendapatkan informasi terkini
mengenai kemacetan, kecelakaan, barang penumpang yang tertinggal, dan
lain-lain. Khusus di koridor 5 dilengkapi papan nomor bus contoh : JMT 053.
Sementara di koridor 9 dan 10 dilengkapi papan jurusan bus contoh 09. PLUIT
atau 09. PINANG RANTI dan 10. TANJUNG PRIOK atau 10. CILILITAN dan PGC atau
Grogol
Untuk keselamatan penumpang disediakan 8 buah palu
pemecah kaca yang terpasang di beberapa bingkai jendela dan 3 buah pintu
darurat (koridor 1 - 3 dan 10), 1 pintu darurat (koridor 4 - 9, 11) yang bisa
dibuka secara manual untuk keperluan evakuasi cepat dalam keadaan darurat,
serta dua tabung pemadam api di depan dan di belakang.Untuk menjaga agar udara
tetap segar, terutama pada jam-jam sibuk, mulai bulan Januari 2005 secara
bertahap di setiap bus telah di pasang alat pengharum ruangan otomatis, yang
secara berkala akan melakukan penyemprotan parfum.
Kontruksi halte didominasi oleh bahan alumunium,
baja, dan kaca. Ventilasi udara diberikan dengan menyediakan kisi-kisi
alumunium pada sisi halte. Lantai halte dibuat dari pelat baja. Pintu halte
menggunakan sistem geser otomatis yang akan lansung terbuka pada saat bus telah
merapat di halte. Jembatan penyebrangan yang menjadi penghubung halte dibuat
landai (dengan perkecualian beberapa halte, seperti halte Bunderan HI) agar
lebih ramah terhadap orang cacat. Lantai jembatan menggunakan bahan yang sama
dengan lantai halte (dengan pengecualian pada beberapa jembatan penyeberangan
seperti halte Jelambar dan Bendungan Hilir yang masih menggunakan konstruksi
beton).
Waktu beroperasi halte-halte ini adalah 05:00–22:00 WIB. Apabila setelah pukul
22:00 WIB masih ada penumpang di dalam halte yang belum terangkut karena kendala
teknis operasional, maka jadwal operasi akan diperpanjang secukupnya untuk
mengakomodasi kepentingan para penumpang yang sudah terlanjur membeli tiket
tersebut.
Untuk dapat memasuki halte, setelah membeli tiket (Single
Trip), calon penumpang harus memasukkan tiket ke mesin pemeriksa tiket
(atau biasa disebut barrier), setelah itu secara otomatis pintu palang
tiga di barrier dapat berputar dan dilewati calon penumpang. Tetapi
mesin elektrik busway tersebut yang sekarang sedang tidak berfungsi atau rusak
sehingga menggunakan karcis kertas, penumpang harus memberikan karcis tersebut
dan akan menerima potongan dari sobekan tiket tersebut.
Mulai 1 November
2004, pada koridor 1 telah
disediakan sistem tiket prabayar (Multi Trip). Seorang pengguna dapat
membeli sebuah tiket khusus dengan nilai saldo awal tertentu (@Rp. 3.500,
pembelian awal dan selanjutnya minimal 10 unit nominal perjalanan) di halte
Blok M. Alih-alih dimasukkan ke dalam lubang yang tersedia pada barrier, tiket
tersebut ditempelkan ke sensor pada bagian atas dari mesin, mesin kemudian akan
mengurangi jumlah saldo, menampilkan saldo yang tersisa, kemudian
memperbolehkan pengguna untuk masuk ke dalam halte. Pengisian ulang saldo dapat
dilakukan diseluruh halte yang terdapat di koridor 1.
B. JALUR BUSWAY
Koridor 1
Koridor 1 melayani rute dari Terminal Blok M sampai
depan Stasiun Kota. Jalan-jalan yang dilalui koridor 1 adalah: Sultan
Hasanuddin, Trunojoyo, Sisingamangaraja, Sudirman, MH Thamrin, Medan Merdeka
Barat, Majapahit, Gajah Mada/Hayam Wuruk, Pintu Besar Selatan, lalu berputar di
depan Stasiun Kota untuk kembali ke Blok M.
Halte-halte yang dilalui koridor 1 adalah:
- Halte Terminal Blok M
- Halte Masjid Agung Al Azhar
- Halte Bunderan Senayan (Ratu Plaza) (transfer ke feeder 3 arah SCBD-Senayan)
- Halte Gelora Bung Karno
- Halte Polda Metro
- Halte Semanggi Bendungan Hilir (Samping Plaza Semanggi) (transfer ke kor 9 arah Pinang Ranti/PGC/Pluit)
- Halte Flyover Karet
- Halte Setia Budi
- Halte Dukuh Atas I (transfer ke kor 4 arah Pulogadung/TU Gas, dan kor 6 arah Ragunan)
- Halte Tosari ICBC
- Halte Bunderan HI
- Halte Sarinah
- Halte Bank Indonesia
- Halte Monumen Nasional (transfer ke kor 2 arah Pulogadung, dan feeder 2 arah Tanah Abang)
- Halte Harmoni (transfer ke kor 2 arah Pulogadung, kor 3 arah Kalideres/Pasar Baru, dan kor 8 arah Lebak Bulus)
- Halte Sawah Besar
- Halte Mangga Besar
- Halte Olimo
- Halte Glodok
- Halte Stasiun Kota
Koridor 2
Koridor 2 melayani rute dari Terminal Pulogadung
sampai halte Harmoni. Jalan-jalan yang dilalui koridor 2 dari Pulogadung ke
Harmoni adalah: Perintis Kemerdekaan, Suprapto, Kramat Bunder, Senen Raya,
Kwini 2, Abdul Rahman Saleh, Pejambon, Medan Merdeka Timur, Perwira, Lapangan
Banteng Barat, Kathedral, Veteran, lalu berputar di halte Harmoni. Sedangkan
untuk arah sebaliknya dari Harmoni ke Pulogadung, jalan-jalan yang dilalui
koridor 2 adalah: Majapahit, Medan Merdeka Barat, Medan Merdeka Selatan, Ridwan
Rais, Prapatan Tugu Tani-Kwitang, Kramat Bunder, Suprapto, Perintis
Kemerdekaan, masuk ke Terminal Pulogadung.
Halte-halte yang dilalui koridor 2 adalah:
- Halte Terminal Pulogadung
- Halte Bermis (transfer ke kor 4 arah Dukuh Atas khusus siang hari sampai pukul 22:00)
- Halte Pulomas/Kelapa Gading
- Halte ASMI
- Halte Pedongkelan
- Halte Cempaka Timur/Cempaka Mas (transfer ke kor 10 arah Tanjung Priok/PGC)
- Halte RS Islam
- Halte Cempaka Tengah
- Halte Cempaka Putih
- Halte Rawa Selatan/Pangkalan Asem
- Halte Galur
- Halte Stasiun Pasar Senen (transfer ke kor 5 arah Ancol/Kampung Melayu)
- Halte Atrium Senen
- Halte Gatot Subroto RSPAD
- Halte DepLu
- Halte Stasiun Gambir 1
- Halte Masjid Istiqlal
- Halte Stasiun Juanda (transfer ke kor 3 arah Pasar Baru dan bis express PGC-Harmoni arah PGC)
- Halte Pecenongan(transfer ke kor 3 arah Pasar Baru dan bis express PGC-Harmoni arah PGC)
- Halte Harmoni (transfer ke kor 1 arah Kota/Blok M, kor 3 arah Kalideres, dan kor 8 arah Lebak Bulus)
- Halte Monumen Nasional (transfer ke kor 1 arah Blok M, dan feeder 2 arah Tanah Abang)
- Halte Balaikota (transfer ke feeder 2 arah Tanah Abang)
- Halte Stasiun Gambir 2
- Halte Kwitang
Koridor 3
Koridor 3 melayani rute dari Terminal Kalideres
sampai halte Pasar Baru. Jalan-jalan yang dilalui koridor 3 adalah: Daan Mogot,
Kyai Tapa, Hasyim Ashari, Hayam Wuruk/Gajah Mada, Juanda/Veteran, Pos, lalu
berbelok memutari Kantor Pos Pusat melewati Lapangan Banteng Utara untuk
kembali ke Kalideres.
Halte-halte yang dilalui koridor 3 adalah:
- Halte Terminal Kalideres
- Halte Pesakih
- Halte Sumur Bor
- Halte Rawa Buaya Cengkareng
- Halte Jembatan Baru
- Halte Dispenda Samsat Barat
- Halte Jembatan Gantung
- Halte Taman Kota (transfer ke feeder 1 arah Puri Indah)
- Halte Indosiar
- Halte Jelambar Citraland
- Halte Grogol (transfer ke kor 8 arah Lebak Bulus/Tomang, dan kor 9 arah Pinang Ranti/PGC/Pluit)
- Halte RS Sumber Waras
- Halte Harmoni (transfer ke koridor 1 arah Kota/Blok M, dan kor 2 arah Pulogadung)
- Halte Pecenongan
- Halte Juanda
- Halte Pasar Baru
Koridor 4
Koridor 4 melayani rute dari Terminal Pulogadung
sampai halte Dukuh Atas 2. Jalan-jalan yang dilalui koridor 4 adalah: Raya
Bekasi, Pemuda, Pramuka, Matraman, Tambak, Sultan Agung, Galunggung, lalu
memutari gedung Landmark untuk kembali ke Pulogadung. Mulai dari pukul 13:00
sampai akhir operasi transjakarta pukul 22:00 WIB, rute koridor 4 akan dialihkan
lewat halte Bermis. Rute Pulogadung-Dukuh Atas setelah dialihkan yaitu dari
Terminal Pulogadung akan lewat jalur koridor 2, berhenti di halte Bermis, lalu
berbelok ke Jalan Kayu Putih dan masuk ke jalur koridor 4 di halte Velodrome.
Untuk arah sebaliknya, setelah halte Sunan Giri, koridor 4 akan keluar jalur,
lalu berbelok ke Jalan Kayu Putih. Berhenti di halte Bermis dan masuk ke
terminal melalui jalur koridor 2.
Halte-halte yang dilalui koridor 4 adalah:
- Halte Terminal Pulogadung 2
- Halte Pasar Pulogadung (hanya dilalui koridor 4 pada pagi hari)
- Halte TU Gas
- Halte Layur (Pertamina)
- Halte Pemuda Rawamangun (Arion Plaza)
- Halte Velodrome
- Halte Sunan Giri
- Halte UNJ
- Halte Pramuka BPKP (transfer ke kor 10 arah Tanjung Priok/PGC)
- Halte Pramuka LIA
- Halte Utan Kayu
- Halte Pasar Genjing
- Halte Matraman (transfer ke kor 5 arah Ancol/Kampung Melayu)
- Halte Manggarai
- Halte Pasar Rumput
- Halte Halimun
- Halte Dukuh Atas 2 (Landmark Tower) (transfer ke kor 1 arah Kota/Blok M, dan kor 6 arah
Koridor 5
Koridor 5 untuk bus Transjakarta mulai beroperasi
secara resmi sejak tanggal 27 Januari 2007. dengan jurusan Terminal Kampung
Melayu sampai Halte Ancol. Jalan-jalan yang dilalui koridor 5 adalah sepanjang
Jalan Jatinegara Barat, Matraman Raya, Salemba Raya, Kramat Raya, Pasar Senen,
dan Gunung Sahari. Untuk arah sebaliknya melewati Jalan Gunung Sahari dan
seterusnya sampai Matraman Raya, kemudian masuk ke Jatinegara Timur.
Halte-halte yang dilalui bus Transjakarta koridor 5
adalah:
|
Koridor 6
Koridor 6 untuk bus Transjakarta mulai beroperasi
secara resmi sejak tanggal 27 Januari 2007 dengan jurusan Halte Ragunan sampai
Halte Dukuh Atas 2. Jalan-jalan yang dilalui koridor 6 adalah sepanjang Jalan
Harsono RM, Warung Jati Barat, Mampang Prapatan, HR Rasuna Said, Latuharhari,
Halimun, kembali ke HR Rasuna Said, dan seterusnya sampai ke Ragunan.
Halte-halte
yang dilalui bus Transjakarta koridor 6 adalah:
|
Koridor 7
Koridor 7 untuk bus Transjakarta mulai beroperasi
secara resmi sejak tanggal 27 Januari 2007 dengan jurusan Terminal Kampung
Rambutan sampai Terminal Kampung Melayu. Jalan-jalan yang dilalui koridor 7
adalah sepanjang jalan Kampung Rambutan, Raya Bogor, Sutoyo, MT Haryono, dan Otto
Iskandardinata.
Halte-halte yang dilalui bus Transjakarta koridor 7
adalah:
|
Koridor 8
Koridor 8 melayani rute dari Terminal Lebak Bulus sampai halte Harmoni.
Jalan-jalan yang dilalui koridor 8 adalah: Pasar Jumat, Raya Ciputat, TB Simatupang,
Metro Pondok Indah
, Sultan Iskandar Muda, Teuku Nyak Arif, Soepono, Panjang Raya, Daan Mogot
, S Parman
, Tomang Raya, Kyai Caringin ,
Balikpapan, Suryopranoto, berbelok ke Harmoni, lalu berputar di jalan
Juanda/Veteran sebelum halte Pecenongan. Koridor 8
kembali ke Lebak Bulus melewati jalan Hasyim Ashari, Daan Mogot, dan seterusnya
sampai ke Lebak Bulus. Pada hari kerja, koridor 8 dibagi menjadi dua rute,
yaitu Lebak Bulus-Harmoni (lewat Roxy) dan Harmoni-Grogol 2. Penumpang dari
koridor 3 atau koridor 9 dapat transit menuju arah Lebak Bulus di halte Grogol.
Halte-halte yang dilalui koridor 8 adalah:
- Halte Terminal Lebak Bulus
- Halte Pondok Pinang
- Halte Pondok Indah 1
- Halte Pondok Indah 2
- Halte Tanah Kusir Kodim
- Halte Kebayoran Lama Bungur
- Halte Pasar Kebayoran Lama
- Halte Simprug
- Halte Permata Hijau
- Halte Permata Hijau RS Medika
- Halte Pos Pengumben
- Halte Kelapa Dua Sasak
- Halte Kebon Jeruk RCTI
- Halte Duri Kepa
- Halte Kedoya Assiddiqiyah
- Halte Kedoya Green Garden (transfer ke feeder 1 arah Puri Indah)
- Halte Indosiar (tidak berhenti)
- Halte Jelambar (tidak berhenti)
- Halte Grogol 2 (transfer ke kor 3 arah Kalideres/Pasar Baru, dan kor 9 arah Pinang Ranti/PGC/Pluit)
- Halte S Parman Central Park (Tomang Taman Anggrek) (transfer ke kor 9 arah Pinang Ranti/PGC)
- Halte Tomang Mandala
- Halte RS Tarakan
- Halte Petojo
- Halte Harmoni (transfer ke kor 1 arah Kota/Blok M, kor 2 arah Pulogadung, dan kor 3 arah Pasar Baru)
- Halte Grogol (transfer ke kor 9 arah Pinang Ranti/PGC/Pluit)
Koridor 9
Rute bus Transjakarta Koridor 9 resmi beroperasi
dengan koridor 10, yaitu 31
Desember
2010 dengan jurusan Halte
Terminal Pinang Ranti sampai Halte Pluit Village. Jalan-jalan yang dilalui
koridor 9 adalah sepanjang Jalan Pondok Gede Raya, Raya Bogor, Mayjen Sutoyo,
MT Haryono, Gatot Subroto, S Parman, Latumenten, Jembatan Dua, Jembatan Tiga
dan seterusnya sampai ke Pluit.
Halte-halte yang dilalui bus Transjakarta koridor 9
adalah:
|
Bus Gandeng Koridor 9 hanya sampai PGC dan tidak
sampai ke Pinang Ranti, dan hanya sampai Grogol 2 dan tidak sampai ke Pluit
Koridor 10
Koridor 10 (Cililitan - Tanjung Priok) mulai
beroperasi pada 31 Desember 2010. Koridor ini akan melalui Jl. Letjend Sutoyo
dan sepanjang jalan By Pass, mulai dari Jl. DI Panjaitan, Jl. Ahmad Yani ,Jl.
Yos Sudarso dan Jl. Enggano.
Halte-halte yang disinggahi koridor 10 adalah:
|
Koridor 11
Koridor 11 mulai beroperasi 28 Desember 2011.
Koridor ini melayani rute dari depan kantor Walikota Jakarta Timur sampai ke
terminal Kampung Melayu. Jalan-jalan yang dilalui koridor 11 adalah: Sentra
Primer Timur, I Gusti Ngurah Rai, Bekasi Timur Raya, Bekasi Barat Raya,
Jatinegara Timur, masuk terminal Kampung Melayu dan kembali ke Walikota Jakarta
Timur melalui Jatinegara Barat berputar ke Bekasi Barat Raya dan seterusnya.
Koridor 11 pada rencana awalnya seharusnya melayani rute dari terminal Pulogebang
sampai ke terminal Kampung Melayu, tetapi dikarenakan terminal Pulogebang masih
belum dibangun, maka untuk sementara koridor 11 hanya melayani rute Walikota
Jakarta Timur-Kampung Melayu sampai terminal Pulogebang selesai dibangun.
Halte-halte yang dilalui koridor 11:
- Halte Walikota Jakarta Timur
- Halte Penggilingan
- Halte Perumnas Klender
- Halte Flyover Radin Inten
- Halte Buaran
- Halte Kampung Sumur
- Halte Flyover Klender
- Halte Stasiun Klender
- Halte Stasiun Cipinang
- Halte Imigrasi Jakarta Timur (LP Cipinang)
- Halte Pasar Enjo
- Halte Flyover Jatinegara (transfer ke kor 10 arah Tanjung Priok/PGC)
- Halte Stasiun Jatinegara 2 (transfer ke kor 5 arah Kampung Melayu)
- Halte Jatinegara RS Premier
- Halte Kampung Melayu (transfer ke kor 5 arah Ancol, dan kor 7 arah Kampung Rambutan)
Koridor 12
Jalan yang dilalui koridor 12 adalah:
- Jl. Pluit Pemai
- Jl. Pluit Timur Raya
- Jl. Pluit Indah
- Jl. Pluit Putri
- Jl. Jembatan Tiga
- Jl. Jembatan Dua
- Jl. Pangeran Tubagus Angke
- Jl. Pasar Pagi
- Jl. Mangga Dua
- Jl. Gunung Sahari
- Jl. RE Martadinata
C. HALTE TRANSFER BUSWAY
- Halte Pluit (Transfer ke Koridor 9)
- Halte Penjaringan (Transfer ke Koridor 9)
- Halte Jembatan Tiga (Transfer ke Koridor 9)
- Halte Jembatan Dua (Transfer ke Koridor 9)
- Halte Pademangan (Transfer ke Koridor 5)
- Halte Tanjung Priok (Transfer ke Koridor 10)
Untuk menjaring penumpang di berbagai tempat,
disediakan beberapa bus feeder atau pengumpan. Bus ini menghubungkan berbagai
daerah dengan salah satu halte Transjakarta seperti di dekat Ratu Plaza (halte
Bundaran Senayan) walaupun tetap menggunakan halte bus biasa. Di Jalan Gajah
Mada/Hayam Wuruk, Jakarta Pusat, dibangun sebuah halte khusus dengan ukuran
jauh lebih besar dari halte-halte yang lain. Halte tersebut diberi nama Harmoni
Central Busway. Halte yang dibangun di atas Kali Ciliwung adalah titik transfer
antarkoridor 1, 2, 3 dan 8. Halte berdaya tampung kurang lebih 500 orang ini
memiliki 6 pintu.
D. TARIF
Tarif tiket Transjakarta adalah Rp. 3.500 (Desember 2006)
per perjalanan. Penumpang yang pindah jalur dan/atau transit antar koridor
tidak perlu membayar tarif tambahan asalkan tidak keluar dari halte. Bagi
penumpang yang membeli tiket pukul 05.00 s/d 07.00 WIB, mereka dapat memperoleh tiket
dengan harga yang lebih ekonomis yaitu Rp. 2.000. Mulai tahun 2006, kartu chip JakCard, dilancarkan oleh PT Bank DKI,
boleh digunakan untuk membayar tarif.
E. MANAJEMEN OPERASI TRANSJAKARTA
E. MANAJEMEN OPERASI TRANSJAKARTA
BLUD Transjakarta tidak bekerja sendirian dalam menjalankan sistem Busway. Pembagian kerja dan tanggung jawab dari masing-masing bagian:
1. Transjakarta Busway
1. Transjakarta Busway
Dalam sistem kerja Busway, Transjakarta bertindak sebagai perencana dan pengkoordinir kinerja dari bagian-bagian lain, penyedia infrastruktur yang diperlukan.
2. Operator Busway
Operator Busway bertugas sebagai penyedia bus, awak bus, serta bertanggungjawab untuk menjalankan trayek koridor yang telah ditentukan. Ada beberapa poerusahaan perusahaan yang bertugas sebagai Operator Busway, yaitu:
2. Operator Busway
Operator Busway bertugas sebagai penyedia bus, awak bus, serta bertanggungjawab untuk menjalankan trayek koridor yang telah ditentukan. Ada beberapa poerusahaan perusahaan yang bertugas sebagai Operator Busway, yaitu:
- Koridor I : Jakarta Express Trans
- Koridor II - III : TransBatavia
- Koridor IV - VI : Jakarta Trans Metropolitan
- Koridor V - VII : Jakarta Mega Trans
3. Ticketing Revenue Collector / Operator Tiketing
Operator Tiketing bertugas sebagai penyedia petugas penjual tiket di liket yang tersedia di halte-halte busway, penyedia tiket yang digunakan, dan menyimpan uamg hasil penjualan tiket. Perusahaan yang bertugas sebagai operator tiketing adalah:
Koridor I - III : PT. Delta Metro Guard
Operator Tiketing bertugas sebagai penyedia petugas penjual tiket di liket yang tersedia di halte-halte busway, penyedia tiket yang digunakan, dan menyimpan uamg hasil penjualan tiket. Perusahaan yang bertugas sebagai operator tiketing adalah:
Koridor I - III : PT. Delta Metro Guard
4. Trustee
Bank DKI yang bertugas sebagai trustee bertanggungjawab sebagai pengelola keuangan Transjakarta.
BAB III
A. ANALISA KEBUTUHAN TERHADAP KIOS INFORMASI
Untuk lebih mengetahui seberapa dekatnya responden dengan sistem transportasi Busway. Maka diadakan pengumpulan data dari 40 responden dengan metode angket dan memperoleh hasil analisis sebagai berikut:
Untuk lebih mengetahui tempat-tempat tujuan yang sering dituju oleh pengguna busway. Maka diadakan pengumpulan data dari 40 responden dengan metode angket dan memperoleh hasil analisis berikut:
Untuk
lebih mengetahui apakah responden merasa sarana informasi yang tersedia sudah mencukupi atau belum. Maka diadakan pengumpulan data dari 40 responden dengan metode
angket dan memperoleh hasil analisis sebagai berikut:
Untuk mengetahui apakah responden mengetahui covering area operasi Transjakarta Busway. Maka diadakan pengumpulan data dari 40 responden dengan metode angket dan memperoleh hasil analisis sebagai berikut:
BAB
IV
Untuk lebih mengetahui seberapa dekatnya responden dengan sistem transportasi Busway. Maka diadakan pengumpulan data dari 40 responden dengan metode angket dan memperoleh hasil analisis sebagai berikut:
1. | Sudah berapa kali anda menggunakan Busway? | |||||||||
Belum pernah | 8 responden | 20% | ||||||||
Beberapa kali | 17 responden | 42.5% | ||||||||
Hampir setiap hari | 15 responden | 37.5% | ||||||||
Tabel 3.1 Presentase penggunaan Busway |
Untuk lebih mengetahui tempat-tempat tujuan yang sering dituju oleh pengguna busway. Maka diadakan pengumpulan data dari 40 responden dengan metode angket dan memperoleh hasil analisis berikut:
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
3. | Apakah anda mengalami kesulitan memperoleh informasi prosedur menggunakan busway? | ||||||||||
Ya | 29 responden | 72.5% | |||||||||
Tidak | 11 responden | 27.5% | |||||||||
Tabel 3.3 Kesulitan pengguna Busway memperoleh informasi |
Untuk mengetahui apakah responden mengetahui covering area operasi Transjakarta Busway. Maka diadakan pengumpulan data dari 40 responden dengan metode angket dan memperoleh hasil analisis sebagai berikut:
4. | Apakah anda pernah menemukan kesulitan dalam menentukan rute perjalanan? | |||||
Ya | 28 responden | 70% | ||||
Tidak | 12 responden | 30% | ||||
Tabel 3.4 Presentase kesulitan menemukan rute perjalanan |
LANDASAN TEORI
A. PEMASARAN JASA BUSWAY
Pemasaran adalah suatu proses mempersiapkan,
memahami, menstimulasi dan memenuhi kebutuhan pasar sasaran yang di pilih
secarakusus dengan menyalurkan sumber-sumber sebuah organisasi
untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Dengan demikian, pemasaran
merupakan proses penyelarasan sumber-sumber sebuah organisasi terhadap
kebutuhan pasar. Pemasaran memberikan hubungan timbal balik yang dinamis
antara produk-produk dan jasa perusahaan, keinginan dan kebutuhan
konsumendan kegiatan pesaing.
Jasa merupakan suatu kegiatan yang memiliki beberapa
unsur yang tak terwujud (Intangibility) yang berhubungan denganya ,yang melibatkan
bebarapa interaksi dengan konsumen atau dengan properti dalam kepemilikan
perubahan kondisi mungkin saja terjadi dan produksi jasa bisa saja berhubungan
atau pula tidak berkaitan dengan produk fisik. Jasa pada dasarnya adalah
seluruh ativitas ekonomi dengan output selain produk dalam pengertian
fisik, dikomsumsi dan diproduksi pada saat bersamaan.
Manajemen Transjakarta, dalam usahanya untuk
memenuhi harapan dari pelanggan/pengguna jasa, disamping menyediakan sarana
fisik dan teknologi, maka yang juga penting untuk dilakukan adalah melakukan
pemasaran internal. Pemasaran internal ditujukan pada Pemerintah DKI Jakarta
yang bertujuan agar apa yang telah diopersikan dapat dipenuhi dengan memuaskan.
Pemasaran yang dilakukan Transjakarta di antaranya
bagi penumpang yang membeli tiket pukul 05.00 s/d 07.00 WIB, mereka dapat memperoleh tiket
dengan harga yang lebih ekonomis yaitu Rp. 2.000, dan pembebasan tarif tiket
busway pada hari-hari khusus seperti pada hari ulang tahun busway dan pada hari
ulang tahun Jakarta. Di beberapa halte busway termasuk halte Blok M tersedia
buletin harian gratis “Trans Kota” yang diperuntukkan bagi para penumpang
seperti pada hari ulang tahun Jakarta atau hari ulang tahun Busway.
B. KUALITAS PELAYANAN TRANSJAKARTA
TransJakarta merupakan model angkutan publik yang
berbeda dengan model angkutan publik lainnya. Sistem pelayanan dan fasilitasnya
yang lebih lengkap dan lebih bersahabat menjadikan TransJakarta memiliki
tingkat kenyamanan yang lebih dibanding dengan model lainnya. Pelayanan transportasi
ini memiliki keunggulan pada aspek sosial ekonomi dengan fasilitas
pendukungnya untuk kemudahan akses pergerakan masyarakat. Keunggulan-keunggulan
tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. busway
TransJakarta memiliki keunggulan dibanding transportasi lainnya seperti bus
kopaja yang memiliki skala pelayanan tidak jauh berbeda dengan TransJakarta.
Terkait masalah kualitas layanan, termasuk tidak
berfungsinya beberapa fasilitas di dalam bus. Ada banyak kerusakan yang
ditemukan pada armada bus transjakarta, di antaranya pintu tidak menutup
sempurna, pendingin ruangan kurang berfungsi terlebih jika jam-jam yang padat
penumpang pada jam masuk kerja dan pulang kerja juga fasilitas audiovisual
mati, dan juga alat GPS atau semacam alat CCTV di dalam busway yang tidak
berfungsi yang gunanya untuk kantor pusat dapat memantau keadaan di tiap
busway, selain itu di dalam halte tidak disediakan toilet sehingga ini kan
menyulitkan bagi pengguna busway yang tiba-tiba butuh menggunakan toilet, hingga
fasilitas mesin tiket elektrik/ mesin barrier
di banyak koridor yang saat ini sedang rusak. Rencananya mesin ini
diperbaiki kira-kira pada akhir tahun 2012.
Pemberlakuan area khusus wanita di transjakarta
koridor 1 jurusan Blok M-Kota belum terlaksana dengan maksimal. Terlihat dari
masih banyaknya penumpang pria yang menggunakan area ini.
Masalah kualitas layanan, juga termasuk tidak
berfungsinya beberapa fasilitas di luar bus.Jembatan penumpang yang atapnya
banyak yang hilang, jalur khusus busway yang sering diserobot pengguna
kendaraan lain sehingga menimbulkan ketidaklancaran, sehingga kadangkala
menggunakan busway tidak ada bedanya menggunakan kendaraan lainnya.
Keluhan-keluhan yang dirasakan para pengguna jasa
seperti harus berjuang dengan keras untuk dapat naik bus meskipun harus
berdiri, kepadatan bus khususnya pada saat jam-jam padat berangkat dan pulang
kerja, interval kedatangan bus sering tidak tepat karena sering lebih lama, sempitnya
shelter mengakibatkan antrian para penumpang. Antrian juga bertambah ketika
jam- jam masuk kerja dan pulang kerja,sedangkan di dalam halte tidak dipasang
besi-besi pembatas sehingga terjadi kesimpang siuran antara penumpang yang
hendak naik dan turun dan tidak ada yang menyerobot antrian. Ketidaknyamanan
terjadi baik di luar maupun di dalam bus, serta ketidak tepatan sampai di
tujuan menyebabkan rasa nyaman, efektif dan efisien masih belum dapat dirasakan
merupakan bentuk kekecewaan atas pelayanan yang dirasakan.
Beberapa supir masih mengemudikan bus dengan cara yang
tidak nyaman terutama ketika akan berhenti mengerem mendadak dan pada jalan
yang berlubang kurang mengemudikan bus dengan baik.Sehingga hal ini membuat
kurang nyaman bagi pengguna busway terutama bagi yang posisinya tidak mendapat
tempat duduk/berdiri.
Keluhan-keluhan seperti tersebut di atas menuntut
pihak pengelola untuk mempunyai daya tanggap dalam menghadapi masalah yang
timbul seperti memperluas shelter atau membuka counter cadangan yang paling
penting dapat mengantisipasi dan memberikan kesan yang baik bagi penumpang atas
keluhan sebagai ungkapan tidak puas. Para petugas pelayanan busway masih belum
bisa memberikan pelayanan yang memuaskan kepada para pelanggan. Para pelanggan
belum merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh Transjakarta. Akhirnya,
masyarakat jugalah yang dirugikan dari adanya koridor 1 busway ini. Tidak mengurangi kemacetan, dengan membuat pengendara mobil pribadi beralih ke
Busway. Justru membuat jalan-jalan di Jakarta semakin macet bahkan banjir.
Operasional bus Transjakarta saat ini hanya dilayani
oleh 5 SPBBG sedangkan bus harus mengisi CNG dua kali per-hari. Untuk sebagian
koridor busway, lokasi SPBBG tersebut cukup jauh dengan waktu antri yang lama
karena banyaknya bus yang mengisi CNG. Untuk mengoptimalkan efisiensi pengisian
CNG bus Transjakarta, maka minimal harus dilakukan pengoperasian kembali dan
revitalisasi SPBBG di Jl. Ahmad Yani dan SPBBG Jl. Daan Mogot. Dari kualitas
CNG, Operator bus Transjakarta mengeluhkan kualitas CNG yang buruk karena
mengandung air, lumpur dan oli sehingga membutuhkan perawatan dan penggantian
suku cadang yang lebih banyak dari seharusnya. Hasil penelitian laboratorium
menunjukan bahwa kualitas dalam CNG, meskipun masih memenuhi standar kualitas
nasional tetapi masih berada di bawah standar kualitas gas untuk sektor
transportasi di negara lain.
Untuk mencapai layanan operasional Transjakarta yang aman, nyaman, dan efisien maka perlu segera dilakukan penambahan SPBBG dan jaminan suplai yang cukup disepanjang koridor busway. Kualitas gas yang masih dibawah standar agar diperbaiki dan pemeliharaan terhadap perawatan mesin pengisian dilakukan secara berkala dari ATPM.
Untuk mencapai layanan operasional Transjakarta yang aman, nyaman, dan efisien maka perlu segera dilakukan penambahan SPBBG dan jaminan suplai yang cukup disepanjang koridor busway. Kualitas gas yang masih dibawah standar agar diperbaiki dan pemeliharaan terhadap perawatan mesin pengisian dilakukan secara berkala dari ATPM.
C. KEPUASAN PENGGUNA JASA
TransJakarta merupakan model angkutan publik yang
berbeda dengan model angkutan publik lainnya. Sistem pelayanan dan fasilitasnya
yang lebih lengkap dan lebih bersahabat menjadikan TransJakarta memiliki
tingkat kenyamanan yang lebih dibanding dengan model lainnya. Pelayanan
transportasi makro ini memiliki keunggulan pada aspek sosial ekonomi
dengan fasilitas pendukungnya untuk kemudahan akses pergerakan masyarakat.
Keunggulan-keunggulan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Busway TransJakarta memiliki keunggulan dibanding model
transportasi lainnya seperti bus kopaja yang memiliki skala pelayanan tidak
jauh berbeda dengan TransJakarta.
Busway
Dapat dikatakan terjangkau karena moda ini menerapkan
kebijakan tarif tunggal. Untuk sekali naik, hanya memerlukan uang sebesar Rp
3500 dan gratis untuk berganti koridor. Dengan uang Rp 3500 penumpang dapat
berjalan menyusuri semua koridor tanpa harus mengeluarkan uang untuk menuju
koridor lainnya.
JakCard
masyarakat dapat menggunakan JakCard di Koridor 1
(Blok M – Kota), Koridor 2 (Pulogadung-Harmoni), Koridor 3
(Kalideres-Harmoni),dan Koridor 6 (Ragunan-Dukuh Atas). JakCard adalah kartu
pembayaran elektronik yang dikeluarkan oleh Bank DKI untuk memberikan kemudahan
dalam melakukan transaksi tanpa harus mengeluarkan uang tunai yang saat ini
sudah dapat digunakan di Transjakarta Busway. Pengguna JakCard cukup
menempelkan kartu ke reader (mesin pembaca elektronik) yang disediakan pada
kaca loket pembelian tiket busway dan kasir akan memberikan tiket busway untuk
dapat masuk ke dalam halte. Kartu JakCard yang baru ini berbeda dengan kartu JakCard
lama yang sebelumnya digunakan di Koridor 2&3. Selain bisa digunakan
sebagai kartu pembayaran busway, JakCard juga berfungsi sebagai kartu belanja
di merchant-merchant tertentu (Indomaret). Dengan diperluasnya jaringan JakCard
ini diharapkan akan mempermudah penumpang untuk membeli tiket busway tanpa
harus mengeluarkan uang tunai. Pembelian awal dan pengisian ulang kartu Jakcard
dapat dilakukan di 32 halte busway Koridor 1,2,3 dan 6 dan di Bank DKI.
Creditcard
Pembayarannya akan diakumulasikan perbulannya,
sehingga memberikan kemudahan bagi penumpang untuk berlangganan TransJakarta.
Teknologi ramah lingkungan yang diterapkan pada busway dapat meminimalisasi
dampak polusi udara terhadap lingkungan.
Keunggulan TransJakarta dibanding bus Kopaja dapat
dijelaskan pada tabel berikut:
Tabel Keunggulan TransJakarta Dibanding Kopaja Berdasarkan Fasilitas | ||||||||
Fasilitas | Kopaja | Busway | ||||||
Fisik | Bus kopaja memiliki fisik yang | Transjakarta dirancang dengan | ||||||
sudah tidak layak guna karena bodi | yang anti api dan mampu menampung | |||||||
yang sudah tidak kokoh dan masih | hingga 50 orang | |||||||
digunakan dengan kapasitas | ||||||||
penumpang yang berlebihan | ||||||||
Jalur Lintasan | Kopaja tidak mempunyai jalur |
Transjakarta dengan sistem | ||||||
khusus. Pengemudi kopaja | terpadunya memiliki jalan khusus | |||||||
tergolong melanggar peraturan | yang terorganisir dengan baik. Jalur | |||||||
karena terbiasa berhenti di | khusus lebih menghemat waktu | |||||||
sembarang tempat kebut-kebutan, | karena tidak terjebak macet saat jam | |||||||
sehingga bus ini banyak memakan | puncak kendaraan di Jakarta | |||||||
jalan dan juga kecepataan kemudi | ||||||||
kopaja cenderung melebihi batas | ||||||||
maksimal sehingga merugikan | ||||||||
pengguna jalan lainnnya | ||||||||
Halte | Halte bus kopaja sangat tidak nyaman |
Transjakarta memiliki halte khusus | ||||||
untuk penumpang karena halte tidak | untuk calon penumpang dilengkapi | |||||||
dapat menampung banyak orang | dengan fasilitas publik seperti ruang | |||||||
dan letaknya tidak aman. Kenyamanan | tunggu yang nyaman dan informasi | |||||||
bus tersebut sangat rendah karena tidak | arah tujuan untuk pengguna,letaknya | |||||||
memiliki halte khusus sehingga tidak | berada di tengah jalan arteri | |||||||
hanya calon penumpang kopaja saja | ini terdapatnya fasilitas pendukung | |||||||
yang berada di halte tapi juga | berupa jembatan penyebrangan | |||||||
trasportasi lain. | yang nyaman untuk pejalan kaki. | |||||||
Keamanan | Kopaja memiliki tingkat keamanan |
Terdapat petugas kemanan yang |
||||||
yang rendah karena pengemudi yang | khusus untuk menjaga kondisi | |||||||
kebut-kebutan dan tidak terdapat | penumpang di dalam busway. | |||||||
petugas keamanan yang memanta. | ||||||||
Ramah lingkungan | Kopaja merupakan transportasi |
Transjakarta menggunakan bahan |
||||||
dengan mesin disel dan | bakar bio gas dan gas yang dirancang | |||||||
menggunakan bahan bakar solar, | khusus untuk busway. Bahan bakar | |||||||
ini tidak ramah terhadap lingkungan | tersebut tergolong ramah lingkungan, | |||||||
karena mesin mengeluarkan asap | sehingga tidak menimbulkan | |||||||
pembungan yang mencemari | pencemaran udara akibat | |||||||
lingkungan | pembakaran bahan bakar fosil. |
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui keunggulan
TransJakarta sebagai sistem transportasi terpadu dibandingkan angkutan umum
sebelumnya yaitu bus kopaja.Secara umum yang membedakan antara TransJakarta dan
bus kopaja adalah fasilitas dan sistem pergerakannya. Fasilitas halte, fisik
taransportasi, jalur lintasan, keamanan, dan ramah lingkungan. Angkutan publik
yang memiliki fasilitas penunjang yang baik akan memberi kenyamanan penumpang
dalam perjalanannya. TransJakarta juga memiliki aksesbilitas tinggi untuk
pergerakan dan sistem trasnportasi yang terpadu mengintegrasi model angkutan
lainnya seperti kereta api, motor dan bus antar provinsi. TransJakarta
memberikan kesetaraan dalam penyediaan fasilitas untuk seluruh lapisan
masyarakat dan biayanya cukup terjangkau. Karena harganya yang terjangkau maka
banyak pengguna busway setiap harinya, terbukti dengan jumlah penjualan tiket
di koridor 1 pada jam 05.00 s/d 06.00 WIB rata-rata terjual 105 tiket, pada pukul
06.00-07.00 WIB rata-rata terjual 288 tiket, pada pukul 07.00-08.00 WIB rata-rata
terjual sebanyak 232 tiket.
Kepuasan yang dirasakan pelanggan seperti yang
diungkapkan oleh salah satu pengguna busway bernama ibu Hani pengalaman saya,
pada saat jadwal pulang kantor dengan penumpang yang banyak di Dukuh atas, saat
para petugas yang ada di dukuh tidak melihat saya sedang hamil, mengeluarkan
saya dari pintu penurunan untuk naik ke busway dan saya dipersilahkan
duduk.Saat kerja dia tidak mengangkat handphone nya padahal handphone nya berbunyi.
Dia menghiraukan handphonenya, mungkin dia berpikir saat itu sedang menjalankan
tugas. Dia juga baik dalam mengontrol penumpang yang akan naik busway jadi
penumpang di busway tidak terlalu penuh agar penumpang tidak berjubel di
busway.
D. HARAPAN PENGGUNA JASA
- Halte busway belum nyaman dan menganri untuk waktu yang lama karena alasan traffic jam sebaiknya ruang tunggunya di buat supaya nyaman juga saat menunggunya tidak berkeringat.Karena bagi konsumen terutama yang berangkat ke kantor merasa akan malu karena bau keringat.
- Jalur busway dijaga dari transportasi selain busway
- Tambah armada
- Percepat proses administratif
- Antrian di halte busway lebih ditertibkan
E. KEPUASAN PELANGGAN INTERNAL (KARYAWAN)
Tenaga kerja yang baik merupakan sumber daya yang menguntungkan
bagi perusahaan. kepuasan kerja merupakan suatu cara pandang seseorang, baik
yang bersifat positif maupun bersifat negatif, tentang pekerjaannya. Kepuasan
kerja merupakan salah satu elemen yang cukup penting dalam organisasi.
Hal ini disebabkan kepuasan kerja dapat mempengaruhi perilaku kerja seseorang seperti
malas, rajin, dan lain-lain. Sikap puas atau tidak puas karyawan dapat diukur dari sejauh mana perusahan atau organisasi dapat memenuhi kebutuhan karyawan. Bila terjadi keserasian antara kebutuhan karyawan dengan apa yang diberikan perusahan, maka tingkat kepuasan yang dirasakan karyawan akan tinggi, dan sebaiknya. Ketidakpuasan kerja sering tercermin dari prestasi kerja yang akan rendah, tingkat kemangkiran yang tinggi, seringnya terjadi kecelakaan kerja,dan bahkan pemogokan kerja yang pada akhirnya akan sangat merugikan perusahan.
Hal ini disebabkan kepuasan kerja dapat mempengaruhi perilaku kerja seseorang seperti
malas, rajin, dan lain-lain. Sikap puas atau tidak puas karyawan dapat diukur dari sejauh mana perusahan atau organisasi dapat memenuhi kebutuhan karyawan. Bila terjadi keserasian antara kebutuhan karyawan dengan apa yang diberikan perusahan, maka tingkat kepuasan yang dirasakan karyawan akan tinggi, dan sebaiknya. Ketidakpuasan kerja sering tercermin dari prestasi kerja yang akan rendah, tingkat kemangkiran yang tinggi, seringnya terjadi kecelakaan kerja,dan bahkan pemogokan kerja yang pada akhirnya akan sangat merugikan perusahan.
Tenaga kerja
yang baik senantiasa meningkatkan kualitas kerjanya melalui motivasi-motivasi.
Baik motivasi yang berasal dari dirinya sendiri ataupun motivasi yang
didatangkan secara sengaja oleh pihak manajerial sumber daya guna meningkatkan
kualitas kerja pegawai. Motivasi kerja para tenaga kerja berkaitan dengan
kepuasan kerja pegawai itu sendiri terhadap pekerjaannya. Apabila ia merasa
puas dengan pekerjaannya, maka ia akan bekerja lebih baik dan biasanya hasil
pekerjaannya pun sangat baik. Namun ada kalanya para pegawai lama pada akhirnya
merasa jenuh dengan pekerjaannya dan akhirnya kualitas hasil kerjanya pun
menurun. Secara tidak langsung mungkin pegawai tersebut mengalami ketidakpuasan
kerja, sehingga motivasinya pun menurun.
Kepuasan karyawan terhadap pekerjaannya, pertanyaan
yang diberikan adalah sbb:
• Saya puas dengan pekerjaan saya dan jenis tugas yang saya kerjakan.
• Saya puas dengan pembagian tugas karena pembagian pekerjaan jelas.
• Saya puas dengan pekerjaan saya dan jenis tugas yang saya kerjakan.
• Saya puas dengan pembagian tugas karena pembagian pekerjaan jelas.
Untuk kepuasan karyawan terhadap atasan, pertanyaan yang
diberikan adalah sbb:
• Atasan saya kurang dapat melakukan tindakan perbaikan yang tepat,seperti penanganan terhadap keluhan pramudi busway mengenai jalan yang rusak yang terdapat di koridor 1,padahal sudah sering kali disampaikan mengenai jalan yang berlubang tersebut tetapi tidak ada tanggapan dari pengelola busway.
• Atasan saya memberikan pengarahan dan instruksi yang jelas. Dan adil pada karyawan yang tidak dapat menampilkan prestasi kerja yang memuaskan.
• Atasan saya memberikan pembagian tugas dengan jelas dan tepat. Tugas yang diberikan sesuai dengan jabatan/bagiannya dan sesuai dengan keahlian.
• Atasan saya kurang dapat melakukan tindakan perbaikan yang tepat,seperti penanganan terhadap keluhan pramudi busway mengenai jalan yang rusak yang terdapat di koridor 1,padahal sudah sering kali disampaikan mengenai jalan yang berlubang tersebut tetapi tidak ada tanggapan dari pengelola busway.
• Atasan saya memberikan pengarahan dan instruksi yang jelas. Dan adil pada karyawan yang tidak dapat menampilkan prestasi kerja yang memuaskan.
• Atasan saya memberikan pembagian tugas dengan jelas dan tepat. Tugas yang diberikan sesuai dengan jabatan/bagiannya dan sesuai dengan keahlian.
Untuk kepuasan karyawan terhadap paket remunerasi
yang diterima, pertanyaan yang diberikan adalah :
• Saya kurang merasa kurang puas dengan gaji yang saya terima. Untuk gaji pramudi di tiap- tiap koridor tidak sama. Pembagian gaji untuk pramudi di koridor 11 mencapai Rp. 4.500.000, sedangkan untuk di koridor III dengan koridor-koridor lain berbeda yaitu untuk gaji kotornya hanya kurang lebih Rp. 1.500.000 padahal lama jam kerja semua sama. Sehingga besarnya gaji yang diterima dirasa belum sesuai dengan jam kerja. Pemecahan masalah mengenai gaji ini masih sedang berjalan. Tetapi pihak perusahaan memberikan jatah makan bagi pramudi(supir) dan on boat(penjaga pintu dalam busway) sebanyak 1x dalam 1 sift kerja setiap hari, sehingga tidak perlu repot untuk mencari makan pada saat jam kerja.
• Saya merasa puas dengan paket asuransi kesehatan yang diberikan oleh perusahaan.
• Saya kurang merasa kurang puas dengan gaji yang saya terima. Untuk gaji pramudi di tiap- tiap koridor tidak sama. Pembagian gaji untuk pramudi di koridor 11 mencapai Rp. 4.500.000, sedangkan untuk di koridor III dengan koridor-koridor lain berbeda yaitu untuk gaji kotornya hanya kurang lebih Rp. 1.500.000 padahal lama jam kerja semua sama. Sehingga besarnya gaji yang diterima dirasa belum sesuai dengan jam kerja. Pemecahan masalah mengenai gaji ini masih sedang berjalan. Tetapi pihak perusahaan memberikan jatah makan bagi pramudi(supir) dan on boat(penjaga pintu dalam busway) sebanyak 1x dalam 1 sift kerja setiap hari, sehingga tidak perlu repot untuk mencari makan pada saat jam kerja.
• Saya merasa puas dengan paket asuransi kesehatan yang diberikan oleh perusahaan.
Faktor utama dalam pekerjaan, meliputi upah atau
gaji. Gaji lebih
banyak menyebabkan ketidakpuasan, dan jarang orang mengekspresikan
kepuasan kerjanya dengan sejumlah uang yang diperolehnya. Selain itu
pengawasan, kondisi kerja, dan juga penghargaan terhadap karyawan, hubungan
sosial di dalam pekerjaan, perasaan diperlakukan adil yang menunjang kepuasan
kerja baik bagi karyawan pria maupun wanita.
F. HARAPAN KARYAWAN
- Bisa lebih sejahtera
- Ada perubahan-perubahan yang lebih baik
- Jika mengajukan izin tidak dipersulit oleh perusahaan
G. DAMPAK TRANSJAKARTA
Fasilitas mesin kartu elektrik/ mesin barrier di
semua koridor yang rusak atau tidak berfungsi. Kita bisa lihat di koridor 1
sampai 3 busway yang tidak kunjung diperbaiki. Banyaknya mesin yang rusak dan
tidak diperbaiki karena biaya yang cukup tinggi sehingga ini dapat berdampak
buruk pada lingkungan karena sampah kertas sobekan karcis tersebut melimpah
ruah di tempat sampah sehingga dapat menambah jumlah sampah dan sobekan
tersebut mengotori lingkungan halte di sekitar busway, karena banyak yang
membuang sampah sobekan kertas itu secara sembarangan. Hal ini akan menjadi masalah
jika dihitung dari pengguna jalur busway di koridor 1 tersebut,berapa ratus
ribu orang setiap hari melaju dengan transjakarta, dan berapa ratus ribu lembar
sobekan karcis yang berakhir di tempat sampah setiap hari.Hal ini mungkin akan
menjadi masalah di kemudian hari.
Busway sebagai alat transportasi massal yang
bertujuan untuk mengalihkan penggguna jalan Jakarta yang menggunakan mobil
pribadi menjadi naik busway, terus mengundang kontroversi sejak diluncurkan
pertama kali 15 Januari 2004 lalu karena otomatis mempersempit jalur untuk
kendaraan umum. Padahal konsep awal daripada busway adalah sebelum dibangun
jalur busway harus menambah satu jalur, baru diambil satu jalur untuk busway.
Tapi kenyataan yang ada sekarang justru sangat berbeda jalur umum diambil untuk
dijadikan jalur busway tanpa ada jalur penggantinya, sehingga menambah parah
kemacetan Jakarta. Akhirnya pengguna jalan yang menggunakan mobil pribadi
tetap, tetapi jalan-jalan di Jakarta bertambah sempit dan macet. Permasalahan
kecelakan lalu lintas tersebut sebenarnya juga bersumber pada sulitnya menjaga
agar jalur busway tetap steril dari kendaraan lain non busway, sehingga dampak
negatif yang dirasakan warga Jakarta akibat dari adanya koridor Busway ini
seperti, kemacetan yang bertambah parah akibat bertambah sempitnya jalur untuk
kendaraan.
H. KENDALA PENERAPAN TRANSJAKARTA
Kendala merupakan suatu hambatan dalam suatu proses
untuk tercapainya suatu tujuan. Kendala dalam penerapan TransJakarta untuk
menciptakan sistem transportasi dipengaruhi oleh banjir, human eror, dan
kesadaran dari masyarakat Jakarta. Human Eror. Human
eror sebagai salah satu faktor kendala penerapan TransJakarta merupakan
faktor kesalahan yang berasal dari kesalahan manusia secara teknis. Misalnya,
Masih banyak kasus kecelakaan oleh busway telah tercatat kecelakaan oleh busway,
dan sering terjadi motor terjepit dengan busway. Banyaknya korban berjatuhan
akibat kecelakaan lalu lintas yang melibatkan Busway di Jakarta. Penyebab kecelakaan pada jalur TransJakarta
adalah karena penyerobotan jalur TransJakarta, pengguna motor, angkutan
umum yang menyerobot seperti kopaja, pejalan kaki yang menyeberang tidak pada
jembatan penyeberangan dan pramudi yang melanggar standar operasional
prosedur dan tidak ditemukan alat pemadam kebakaran didalam bus tersebut.
BAB
IV
PENUTUP
Saran yang diajukan oleh peneliti untuk menjadi
pertimbangan Pemprov DKI Jakarta, khususnya BLU Transjakarta-Busway, adalah
pada penelitian ini responden beranggapan sistem operasi Transjakarta-Busway
belum dapat mengatasi kemancetan di Jakarta bahkan cenderung menambah masalah.
Oleh karena itu, Transjakarta- Busway bersama instansi terkait perlu mengatur
sistem operasi yang efisien dan efektif supaya salah satu tujuan
Transjakarta-Busway dalam mengatasi kemancetan dapat terwujud. Responden
beranggapan bahwa pelayanan yang diberikanTransjakarta-Busway kurang nyaman dan
berbelit. Oleh karena itu Transjakarta–Busway perlu meningkatkan pelayanan
dalam hal kenyamanan dan kemudahan, seperti menjaga kebersihan di halte,
kemudahan dalam membeli tiket, penambahan armada busway dan sebagainya.
Responden beranggapan bahwa sikap dan perilaku petugas Transjakarta-Busway
dalam menanggapi keluhan pelanggan kurang sehingga hal tersebut perlu
diperbaiki. Misalnya dengan memberikan pelatihan dan pendidikan pada petugas
Transjakarta-Busway yang berhubungan dengan service excellent. Responden
beranggapan bahwa Transjakarta-Busway kurang tepat waktu. Oleh karena itu hal
tersebut perlu diperbaiki dengan meningkatkan kedisiplinan petugas supaya
menjalankan jadwal yang sudah ditetapkan. Untuk menetapkan kedisiplinan pada
petugas, Transjakarta-Busway dapat memberikan sanksi apabila petugas tidak
tertib dalam menjalankan jadwal. Sedangkan pada pelanggan diberikan ganti rugi apabila
Transjakarta-Busway tidak berangkat tepat waktu. Dengan sistem demikian
diharapkan terjadi kontrol yang menyebabkan kinerja dalam ketepatan waktu dapat
ditingkatkan. Responden beranggapan bahwa jumlah armada masih kurang sehingga
menyebabkan penumpukan pelanggan. Oleh karena itu Transjakarta-Busway perlu
menambah jumlah armada.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah persepsi
responden terhadap tingkat kinerja organisasi tergolong baik, khususnya dalam
kesesuaian dengan kebutuhan masyarakat, pelayanan yang adil bagi penumpang, dan
tarif tiket. Persepsi sebagian besar responden terhadap tingkat kualitas
pelayanan tergolong kurang baik, khususnya dalam ketepatan waktu, lama waktu
terlambat, sikap petugas dalam memberikan pelayanan, kesopanan petugas, kemampuan
dan sikap petugas dalam menanggapi masalah, pengalaman petugas di bidang
pekerjaannya, ketrampilan dalam memberikan pelayanan dan informasi, kepedulian
terhadap keluhan pengguna jasa, kebersihan petugas dan kondisi fisik halte bus
ternyata masih tidak puas terhadap mutu pelayanan yang diberikan oleh Busway
pada saat ini. Responden kurang puas terhadap Transjakarta- Busway, khususnya
dalam pelayanan di loket, pelayanan di halte dan di dalam bus, jumlah kapasitas
penumpang, lokasi halte dan rute bus, serta jumlah armada busway.
Masih banyak hal-hal yang perlu diperbaiki dan
ditingkatkan lagi kualitasnya oleh pihak pengelola Busway untuk dapat mencapai
kepuasan konsumen,seperti harga tiket, prosedur pembelian tiket, jadwal
operasional bus, kesopanan dan keramahan pegawai, keamanan, dan kenyamanan.
Namun, ada juga hal-hal yang sudah dianggap cukup baik oleh konsumen sehingga
pelaksanaannya perlu dipertahankan, seperti halte bus, obyektivitas terhadap
konsumen, penampilan pegawai, dan kebersihan halte dan bus.
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa pada jam-jam
pulang kantor terjadi penumpukan penumpang dari arah Blok M ke Kota. Para
pengguna jasa Busway bisa memaklumi kondisi ini. Akan tetapi keadaan yang
kurang nyaman terjadi karena adanya saling dorong antar sebagian pengguna jasa Elektronisasi Tiket. Seperti
dikeluhkan sejak lama, persoalan ticketing menjadi penting karena tiket
manual pastinya menimbulkan kecurigaan kebocoran karena lemahnya proses
pengawasan dan verifikasi. Oleh sebab itu penerapan e-ticketing untuk
semua koridor sudah menjadi hal yang tidak bisa ditawar lagi, mengingat
teknologi ini sudah sangat populer dan diterapkan di banyak tempat, bukan hanya
sektor transportasi saja.
Proses penerapan e-ticketing ini sebenarnya
mudah dan murah. Kuncinya terletak pada kemauan politik dari Pemprov DKI
Jakarta serta mengabaikan segala kepentingan individu dan institusi. Kalau
memang Bank DKI Jakarta tidak mampu memecahkan persoalan ini, Pemprov DKI
Jakarta dapat menggandeng kerjasama dengan institusi lain. mengingat kota yang
lebih kecil dan miskin, seperti TransJogja sejak awal sudah mengetrapkan e-ticketing,
masak Jakarta yang lebih kaya dan banyak tenaga ahli justru masih menggunakan
tiket manual. Tentu ini merupakan hal yang memalukan. Menertibkan Halte dari pengemis. Pada saat ini banyak jembatan
penyeberangan yang telah dipenuhi dengan dan pengemis yang amat mengganggu
kelancaran arus penumpang di sekitar halte. Pada jam-jam sibuk keberadaan itu
amat mengganggu calon penumpang. Sedangkan keberadaan pengemis, termasuk
penderita sakit kusta, anak-anak dengan ibunya yang memelas telah menimbulkan
pemandangan tidak sedap.
Merawat Kebersihan Halte
demi Kenyamanan para Calon Penumpang. Banyak halte yang saat
ini kurang terawat: cat sudah lusuh dan banyak yang mengelupas, kanopi lepas,
skrup banyak yang lepas, lantai jembatan penyebrangan sudah tidak merata dan
sejenisnya yang perlu mendapat perhatian serius untuk segera dilakukan
perawatan agar memberikan kenyamanan dan keselamatan bagi calon pengguna Busway
Transjakarta. Kenyamanan dan keselamatan calon penumpang perlu dijamin agar
mereka merasa betah menggunakan busway.
Benahi Halte-Halte Krusial. Halte-halte
krusial seperti Halte Dukuh Atas 2, perlu disempurnakan konstruksi fisik
sehingga bisa mengoptimalkan operasional Transjakarta maupun memberikan
kenyamanan kepada para calon penumpang yang sedang mengantri.
Gaji didudukkan sebagai
salah satu faktor kepuasan kerja untuk meningkatkan kinerja karyawan dan
berpengaruh secara signifikan terhadap pemenuhan kebutuhan biaya hidup sehingga
perlu dipikirkan adanya kenaikan gaji berkala kepada para karyawan.