Sabtu, 19 Mei 2012

Transjakarta Busway


KATA PENGANTAR
 


      

Puji syukur  kami  ucapkan kehadirat  Allah  SWT, karena dengan rahmat  dan  karunia-Nya  kami  masih diberi  kesempatan  untuk menyelesaikan tugas makalah ini. Tidak lupa kami ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu kami dalam menyelasaikan makalah ini.

      Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman.





Jakarta, 22-Mei-2012

Penyusun












DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR             

DAFTAR ISI             

BAB I : PENDAHULUAN             
A. Latar Belakang Masalah             
B. Identifikasi Masalah             
C. Tujuan Penelitian Busway             

BAB II : PENJELASAN TENTANG TRANSJAKARTA                         
A. Pengertian Busway             
B. Jalur Busway             
C. Halte-Halte Transit Busway              
D. Tarif Busway
E. Manajemen Operasi Transjakarta Busway

BAB III : ANALISA
A. Analisa Kebutuhan Terhadap Kios Informasi

BAB IV : LANDASAN TEORI
A. Pemasaran Jasa Busway        
B. Kualitas Pelayanan Busway
C. Kepuasan Pengguna Busway
D. Harapan Pengguna Jasa
E. Kepuasan Pelanggan Internal (Karyawan)
F. Harapan Karyawan
G. Dampak Penggunaan Busway
H. Kendala Penerapan Busway

BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan              
B. Saran-saran              










BAB I
PENDAHULUAN


A. LATAR BELAKANG
Angkutan umum merupakan suatu bentuk transportasi kota yang sangat esensial dan komplementer terhadap angkutan pribadi, tetapi pada kenyataannya hal ini tidak dapat sepenuhnya diupayakan oleh masyarakat kota. Masyarakat belum berpindah moda transportasi dari kendaraan pribadi ke angkutan bus. Akibatnya penggunaan kendaraan pribadi cendrung lebih dominan dari pada kendaraan angkutan umum.
Pertumbuhan kendaraan pribadi yang cukup tinggi dan dominannya moda transportasi pribadi tersebut akan menimbulkan kemacetan lalu lintas karena tidak dibarengi dengan penambahan jaringan jalan. Pola jaringan jalan yang ada itu menyebabkan pergerakan lalu lintas terkonsentrasi pada pusat kota.
Disamping itu tingkat disiplin pengguna jalan masih belum memadai. Tingkah laku sebagian pengemudi kendaraan umum dalam berlalu lintas masih sangat memperhatikan, kebut-kebutan, saling mendahului, menurunkan penumpang di sembarang tempat, dan tempat-tempat lain yang selalu menimbulkan gangguan terhadap kelancaran lalu lintas.
Jakarta belum mempunyai sistem serta infrasturktur transportasi massal yang terpadu. Transportasi yang bisa melayani kebutuhan perpindahan warganya dengan cepat, aman, murah,nyaman dan massal.
Transportasi busway (BRT –  Bus Rapid Transit ) di Indonesia dikembangkan berdasarkan analisis faktor-faktor yang menyebabkan buruknya pengelolaan angkutan umum di Indonesia selama ini. Untuk tidak mengulang dan melakukan kesalahan yang sama maka berbagai konsep baru dalam transportasi publik dilaksanakan dalam sistem busway.
Kemunculan busway sangat erat kaitannya dengan reformasi di era 1997.Krisis yang menghantam armada angkutan umum menyebabkan hanya sekitar 60% angkutan yang beroperasi di jalan raya, ditambah lagi dengan harga suku cadang yang melambung, menyebabkan banyak perusahaan angkutan bangkrut, sementara tarif tidak bisa dinaikkan. Oleh karena itu muncullah pemikiran untuk menyelamatkan angkutan umum. Didorong oleh semangat reformasi, sistem busway diluncurkan sebagai upaya untuk memperbaiki sistem transportasi publik di Jakarta.Proses kemunculan busway pun sangat menarik karena membuktikan komitmen politik yang tinggi antara Gubernur DKI dan DPRD. Dengan adanya kesepakatan dan kesolidan pemerintah dalam mendukung program ini, juga dengan dukungan dunia internasional, peluncuran BRT menjadi lancar. Proses ini mempercepat munculnya sistem busway di Jakarta yang hanya makan waktu 2,5 tahun. Karena proses yang dipercepat ini, maka armada pertama dibeli oleh pemerintah sebenarnya kurang sehat dalam sistem pengelolaan busway.


B. IDENTIFIKASI MASALAH
Karena luasnya masalah yang di teliti maka identitas masalah diambil dari latar belakang pada analisi kepuasan konsumen pengguna transportasi Transjakarta. Sehingga berdasarkan hal–hal di atas maka dalam penyusunan makalah ini penulis berusaha dapat merumuskan masalah sbb :
a)      Apakah kosumen sudah terpuaskan atau tidak terpuaskan dengan fasilitas (hal ini mengenai Koridor 1, Armada busway, Halte, Jalur busway) dan kelebihan juga kekurangan yang telah diberikan. 
b)      Persepsi konsumen terhadap kualitas pelayanan yang diberikan oleh Transjakarta.
c)      Bagaimana perusahaan dalam membagi tugas pada karyawannya dan apakah para karyawan busway itu sendiri telah satisfied terhadap pembagian tugas.
d)     Bagaimana perusahaan memperlakukan karyawannya.
e)      Upaya apa yang dilakukan oleh pihak Pegelola Transjakarta, dalam rangka memberikan kepuasan pelayanan kepada pengguna jasa.
f)       Dampak penggunaan bahan bakar yang digunakan Transjakarta bagi lingkungan.
g)      Bagaimana harapan pengguna jasa busway.


C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan perumusan masalah diatas maka tujuan yang akan diperoleh dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui tingkat kepusan pelanggan terhadap kualitas pelayanan transportasi transjakarta.
a)      Untuk mengetahui kepuasan konsumen mengenai pelayanan yang di berikan oleh transjakarta dan kepuasan karyawan terhadap perusahaan. 
b)      Untuk mengetahi persepsi konsumen terhadap kinerja Transjakarta.
c)      Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam pemberlakuan busway.
d)     Bagaimana sistem menejerial pada Busway.
e)      Untuk mengetahui bagaimana badan pengelola Busway mengatasi persaingan dengan kompetitor di bidang jasa transportasi.
f)       Untuk mengetahui dampak penggunaan busway bagi lingkungan.
g)      Untuk mengetahui harapan konsumen mengenai pelayanan yang di peroleh dari Transjakarta dan harapan para karyawannya pada perusahaan.


D. MANFAAT PENELITIAN
Dengan tercapainya tujuaan penelitian diatas maka dapat diambil manfaat sebagai berikut bagi perusahaan :
a.Sebagai bahan masukan untuk pengelola transjakarta dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan.
b.Sebagai bahan referensi untuk penelitan selanjutnya yang sejenis agar lebih lengkap.


 
BAB II
 PENJELASAN BUSWAY


A. PENGERTIAN BUSWAY
Transjakarta atau umum disebut Busway adalah sebuah sistem transportasi bus cepat atau Bus Rapid Transit di Jakarta, Indonesia. Sistem ini dimodelkan berdasarkan sistem TransMilenio yang sukses di Bogota, Kolombia. Unit Pengelola Transjakarta Busway adalah lembaga yang dibentuk oleh pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mengelola layanan angkutan umum massal dengan menggunakan moda bus. Pembangunan Bus Rapid Transit (BRT) merupakan salah satu strategi dari Pola Transportasi Makro (PTM) untuk meningkatkan pelayanan dan penyediaan jasa transportasi yang aman, terpadu, tertib, lancar, nyaman, ekonomis, efisien, efektif, dan terjangkau oleh masyarakat. BRT yang difasilitasi dengan jalur, armada bus dan infrastruktur yang dibangun khusus. Kini masyarakat mempunyai alternatif angkutan umum yang memberikan kemudahan menjangkau seluruh wilayah Jakarta dengan pelayanan yang berbeda dibandingkan dengan angkutan umum lainnya. Perencanaan busway telah dimulai sejak tahun 1997 oleh konsultan dari Inggris. Pada waktu itu direncanakan bus berjalan berlawanan dengan arus lalu-lintas (contra flow) supaya jalur tidak diserobot kendaraan lain, namun dibatalkan dengan pertimbangan keselamatan lalu-lintas. Meskipun busway di Jakarta meniru negara lain (Kolombia, Jepang, Australia), namun Jakarta memiliki jalur yang terpanjang dan terbanyak. Sehingga kalau dulu orang selalu melihat ke Bogota, sekarang Jakarta sebagai contoh yang perlu dipelajari masalah dan cara penanggulangannya.
Model bus Transjakarta ada 2 :
  1. single decker bus (bus tunggal)
  2. articulated bus (bus gandeng)
Bus yang digunakan sebagai bus Transjakarta adalah
  • Koridor 1 : bus Mercedes-Benz dan Hino berwarna merah dan kuning
  • Koridor 2 : bus Daewoo berwarna biru - putih, dan warna abu-abu
  • Koridor 3 : bus Daewoo berwarna kuning - merah, dan warna abu-abu
  • Koridor 4 : bus Daewoo dan Hyundai (JTM), bus Daewoo (JMT) berwarna abu-abu
  • Koridor 5 : bus gandeng HuangHai dan bus Daewoo (JMT), bus gandeng Inobus (Komodo) (LRN) berwarna abu-abu
  • Koridor 6 : bus Daewoo dan Hyundai (JTM), bus Hino (PP) berwarna abu-abu
  • Koridor 7 : bus Daewoo dan Hyundai (JMT), bus Hino (LRN) berwarna abu-abu
  • Koridor 8 : bus Hino (LRN) bus Hino (PP) berwarna abu-abu
  • Koridor 9 : bus Hyundai(BMP) & (TMB), bus gandeng Inobus (Komodo) (BMP) berwarna merah dan kuning
Semua armada Transjakarta tersebut disertai dengan gambar elang bondol terbang sambil mencengkram beberapa buah salak di bagian eksterior. Bahan bakar yang digunakan di koridor 1 dan 10 adalah bio solar. Untuk Koridor 2 - 9 berbahan bakar gas.
Bus-bus ini dibangun dengan menggunakan bahan-bahan pilihan. Untuk interior langit-langit bus, menggunakan bahan yang tahan api sehingga jika terjadi percikan api tidak akan menjalar. Untuk kerangkanya, menggunakan Galvanil, suatu jenis logam campuran seng dan besi yang kokoh dan tahan karat.
Bus Transjakarta memiliki pintu yang terletak lebih tinggi dibanding bus lain sehingga hanya dapat dinaiki dari halte khusus busway (juga dikenal dengan sebutan shelter). Pintu tersebut terletak di bagian tengah kanan dan kiri. Untuk bus gandeng memiliki tiga pasang pintu yaitu bagian depan, tengah, belakang kanan dan kiri. Sedangkan bus single di koridor 4 - 9 memiliki dua pasang pintu, yaitu bagian depan dan belakang kanan dan kiri
Pintu bus menggunakan sistem lipat otomatis yang dapat dikendalikan dari konsol yang ada di panel pengemudi. Untuk bus koridor 2 - 8, mekanisme pembukaan pintu telah diubah menjadi sistem geser untuk lebih mengakomodasi padatnya penumpang pada jam-jam tertentu, di dekat kursi-kursi penumpang yang bagian belakangnya merupakan jalur pergeseran pintu, dipasang pengaman yang terbuat dari gelas akrilik untuk menghindari terbenturnya bagian tubuh penumpang oleh pintu yang bergeser.
Setiap bus dilengkapi dengan papan pengumuman elektronik dan pengeras suara yang memberitahukan halte yang akan segera dilalui kepada para penumpang dalam 2 bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Setiap bus juga dilengkapi dengan sarana komunikasi radio panggil yang memungkinkan pengemudi untuk memberikan dan mendapatkan informasi terkini mengenai kemacetan, kecelakaan, barang penumpang yang tertinggal, dan lain-lain. Khusus di koridor 5 dilengkapi papan nomor bus contoh : JMT 053. Sementara di koridor 9 dan 10 dilengkapi papan jurusan bus contoh 09. PLUIT atau 09. PINANG RANTI dan 10. TANJUNG PRIOK atau 10. CILILITAN dan PGC atau Grogol
Untuk keselamatan penumpang disediakan 8 buah palu pemecah kaca yang terpasang di beberapa bingkai jendela dan 3 buah pintu darurat (koridor 1 - 3 dan 10), 1 pintu darurat (koridor 4 - 9, 11) yang bisa dibuka secara manual untuk keperluan evakuasi cepat dalam keadaan darurat, serta dua tabung pemadam api di depan dan di belakang.Untuk menjaga agar udara tetap segar, terutama pada jam-jam sibuk, mulai bulan Januari 2005 secara bertahap di setiap bus telah di pasang alat pengharum ruangan otomatis, yang secara berkala akan melakukan penyemprotan parfum.
Kontruksi halte didominasi oleh bahan alumunium, baja, dan kaca. Ventilasi udara diberikan dengan menyediakan kisi-kisi alumunium pada sisi halte. Lantai halte dibuat dari pelat baja. Pintu halte menggunakan sistem geser otomatis yang akan lansung terbuka pada saat bus telah merapat di halte. Jembatan penyebrangan yang menjadi penghubung halte dibuat landai (dengan perkecualian beberapa halte, seperti halte Bunderan HI) agar lebih ramah terhadap orang cacat. Lantai jembatan menggunakan bahan yang sama dengan lantai halte (dengan pengecualian pada beberapa jembatan penyeberangan seperti halte Jelambar dan Bendungan Hilir yang masih menggunakan konstruksi beton).
Waktu beroperasi halte-halte ini adalah 05:00–22:00 WIB. Apabila setelah pukul 22:00 WIB masih ada penumpang di dalam halte yang belum terangkut karena kendala teknis operasional, maka jadwal operasi akan diperpanjang secukupnya untuk mengakomodasi kepentingan para penumpang yang sudah terlanjur membeli tiket tersebut.
Untuk dapat memasuki halte, setelah membeli tiket (Single Trip), calon penumpang harus memasukkan tiket ke mesin pemeriksa tiket (atau biasa disebut barrier), setelah itu secara otomatis pintu palang tiga di barrier dapat berputar dan dilewati calon penumpang. Tetapi mesin elektrik busway tersebut yang sekarang sedang tidak berfungsi atau rusak sehingga menggunakan karcis kertas, penumpang harus memberikan karcis tersebut dan akan menerima potongan dari sobekan tiket tersebut.
Mulai 1 November 2004, pada koridor 1 telah disediakan sistem tiket prabayar (Multi Trip). Seorang pengguna dapat membeli sebuah tiket khusus dengan nilai saldo awal tertentu (@Rp. 3.500, pembelian awal dan selanjutnya minimal 10 unit nominal perjalanan) di halte Blok M. Alih-alih dimasukkan ke dalam lubang yang tersedia pada barrier, tiket tersebut ditempelkan ke sensor pada bagian atas dari mesin, mesin kemudian akan mengurangi jumlah saldo, menampilkan saldo yang tersisa, kemudian memperbolehkan pengguna untuk masuk ke dalam halte. Pengisian ulang saldo dapat dilakukan diseluruh halte yang terdapat di koridor 1.


B. JALUR BUSWAY

Koridor 1
Koridor 1 melayani rute dari Terminal Blok M sampai depan Stasiun Kota. Jalan-jalan yang dilalui koridor 1 adalah: Sultan Hasanuddin, Trunojoyo, Sisingamangaraja, Sudirman, MH Thamrin, Medan Merdeka Barat, Majapahit, Gajah Mada/Hayam Wuruk, Pintu Besar Selatan, lalu berputar di depan Stasiun Kota untuk kembali ke Blok M.
Halte-halte yang dilalui koridor 1 adalah:
  • Halte Terminal Blok M
  • Halte Masjid Agung Al Azhar
  • Halte Bunderan Senayan (Ratu Plaza) (transfer ke feeder 3 arah SCBD-Senayan)
  • Halte Gelora Bung Karno
  • Halte Polda Metro
  • Halte Semanggi Bendungan Hilir (Samping Plaza Semanggi) (transfer ke kor 9 arah Pinang Ranti/PGC/Pluit)
  • Halte Flyover Karet
  • Halte Setia Budi
  • Halte Dukuh Atas I (transfer ke kor 4 arah Pulogadung/TU Gas, dan kor 6 arah Ragunan)
  • Halte Tosari ICBC
  • Halte Bunderan HI
  • Halte Sarinah
  • Halte Bank Indonesia
  • Halte Monumen Nasional (transfer ke kor 2 arah Pulogadung, dan feeder 2 arah Tanah Abang)
  • Halte Harmoni (transfer ke kor 2 arah Pulogadung, kor 3 arah Kalideres/Pasar Baru, dan kor 8 arah Lebak Bulus)
  • Halte Sawah Besar
  • Halte Mangga Besar
  • Halte Olimo
  • Halte Glodok
  • Halte Stasiun Kota
Koridor 2
Koridor 2 melayani rute dari Terminal Pulogadung sampai halte Harmoni. Jalan-jalan yang dilalui koridor 2 dari Pulogadung ke Harmoni adalah: Perintis Kemerdekaan, Suprapto, Kramat Bunder, Senen Raya, Kwini 2, Abdul Rahman Saleh, Pejambon, Medan Merdeka Timur, Perwira, Lapangan Banteng Barat, Kathedral, Veteran, lalu berputar di halte Harmoni. Sedangkan untuk arah sebaliknya dari Harmoni ke Pulogadung, jalan-jalan yang dilalui koridor 2 adalah: Majapahit, Medan Merdeka Barat, Medan Merdeka Selatan, Ridwan Rais, Prapatan Tugu Tani-Kwitang, Kramat Bunder, Suprapto, Perintis Kemerdekaan, masuk ke Terminal Pulogadung.
Halte-halte yang dilalui koridor 2 adalah:
  • Halte Terminal Pulogadung
  • Halte Bermis (transfer ke kor 4 arah Dukuh Atas khusus siang hari sampai pukul 22:00)
  • Halte Pulomas/Kelapa Gading
  • Halte ASMI
  • Halte Pedongkelan
  • Halte Cempaka Timur/Cempaka Mas (transfer ke kor 10 arah Tanjung Priok/PGC)
  • Halte RS Islam
  • Halte Cempaka Tengah
  • Halte Cempaka Putih
  • Halte Rawa Selatan/Pangkalan Asem
  • Halte Galur
  • Halte Stasiun Pasar Senen (transfer ke kor 5 arah Ancol/Kampung Melayu)
  • Halte Atrium Senen
  • Halte Gatot Subroto RSPAD
  • Halte DepLu
  • Halte Stasiun Gambir 1
  • Halte Masjid Istiqlal
  • Halte Stasiun Juanda (transfer ke kor 3 arah Pasar Baru dan bis express PGC-Harmoni arah PGC)
  • Halte Pecenongan(transfer ke kor 3 arah Pasar Baru dan bis express PGC-Harmoni arah PGC)
  • Halte Harmoni (transfer ke kor 1 arah Kota/Blok M, kor 3 arah Kalideres, dan kor 8 arah Lebak Bulus)
  • Halte Monumen Nasional (transfer ke kor 1 arah Blok M, dan feeder 2 arah Tanah Abang)
  • Halte Balaikota (transfer ke feeder 2 arah Tanah Abang)
  • Halte Stasiun Gambir 2
  • Halte Kwitang
Koridor 3
Koridor 3 melayani rute dari Terminal Kalideres sampai halte Pasar Baru. Jalan-jalan yang dilalui koridor 3 adalah: Daan Mogot, Kyai Tapa, Hasyim Ashari, Hayam Wuruk/Gajah Mada, Juanda/Veteran, Pos, lalu berbelok memutari Kantor Pos Pusat melewati Lapangan Banteng Utara untuk kembali ke Kalideres.
Halte-halte yang dilalui koridor 3 adalah:
  • Halte Terminal Kalideres
  • Halte Pesakih
  • Halte Sumur Bor
  • Halte Rawa Buaya Cengkareng
  • Halte Jembatan Baru
  • Halte Dispenda Samsat Barat
  • Halte Jembatan Gantung
  • Halte Taman Kota (transfer ke feeder 1 arah Puri Indah)
  • Halte Indosiar
  • Halte Jelambar Citraland
  • Halte Grogol (transfer ke kor 8 arah Lebak Bulus/Tomang, dan kor 9 arah Pinang Ranti/PGC/Pluit)
  • Halte RS Sumber Waras
  • Halte Harmoni (transfer ke koridor 1 arah Kota/Blok M, dan kor 2 arah Pulogadung)
  • Halte Pecenongan
  • Halte Juanda
  • Halte Pasar Baru
Koridor 4
Koridor 4 melayani rute dari Terminal Pulogadung sampai halte Dukuh Atas 2. Jalan-jalan yang dilalui koridor 4 adalah: Raya Bekasi, Pemuda, Pramuka, Matraman, Tambak, Sultan Agung, Galunggung, lalu memutari gedung Landmark untuk kembali ke Pulogadung. Mulai dari pukul 13:00 sampai akhir operasi transjakarta pukul 22:00 WIB, rute koridor 4 akan dialihkan lewat halte Bermis. Rute Pulogadung-Dukuh Atas setelah dialihkan yaitu dari Terminal Pulogadung akan lewat jalur koridor 2, berhenti di halte Bermis, lalu berbelok ke Jalan Kayu Putih dan masuk ke jalur koridor 4 di halte Velodrome. Untuk arah sebaliknya, setelah halte Sunan Giri, koridor 4 akan keluar jalur, lalu berbelok ke Jalan Kayu Putih. Berhenti di halte Bermis dan masuk ke terminal melalui jalur koridor 2.

Halte-halte yang dilalui koridor 4 adalah:
  • Halte Terminal Pulogadung 2
  • Halte Pasar Pulogadung (hanya dilalui koridor 4 pada pagi hari)
  • Halte TU Gas
  • Halte Layur (Pertamina)
  • Halte Pemuda Rawamangun (Arion Plaza)
  • Halte Velodrome
  • Halte Sunan Giri
  • Halte UNJ
  • Halte Pramuka BPKP (transfer ke kor 10 arah Tanjung Priok/PGC)
  • Halte Pramuka LIA
  • Halte Utan Kayu
  • Halte Pasar Genjing
  • Halte Matraman (transfer ke kor 5 arah Ancol/Kampung Melayu)
  • Halte Manggarai
  • Halte Pasar Rumput
  • Halte Halimun
  • Halte Dukuh Atas 2 (Landmark Tower) (transfer ke kor 1 arah Kota/Blok M, dan kor 6 arah
Koridor 5
Koridor 5 untuk bus Transjakarta mulai beroperasi secara resmi sejak tanggal 27 Januari 2007. dengan jurusan Terminal Kampung Melayu sampai Halte Ancol. Jalan-jalan yang dilalui koridor 5 adalah sepanjang Jalan Jatinegara Barat, Matraman Raya, Salemba Raya, Kramat Raya, Pasar Senen, dan Gunung Sahari. Untuk arah sebaliknya melewati Jalan Gunung Sahari dan seterusnya sampai Matraman Raya, kemudian masuk ke Jatinegara Timur.
Halte-halte yang dilalui bus Transjakarta koridor 5 adalah:
  • Terminal Kampung Melayu (Transfer ke koridor 7)
  • Halte Jatinegara Rs. Premier - Ke arah Kampung Melayu
  • Halte Pasar Jatinegara - Ke arah Kampung Melayu
  • Halte Kebon Pala
  • Halte Slamet Riyadi
  • Halte Tegalan (Gramedia)
  • Halte Matraman 1 (Depan Seven Eleven Matraman) (Transfer ke koridor 4)
  • Halte Salemba Carolus (Depan SMPN 216 dan RS.Carolus)
  • Halte Salemba UI
  • Halte Kramat Sentiong NU

  • Halte Pal Putih
  • Halte Central Senen (Transfer ke koridor 2)
  • Halte Budi Utomo
  • Halte Pasar Baru Timur
  • Halte Jembatan Merah
  • Halte Gn. Sahari Mangga Dua
  • Halte Pademangan (Mangga Dua Square)
  • Halte Ancol
Koridor 6
Koridor 6 untuk bus Transjakarta mulai beroperasi secara resmi sejak tanggal 27 Januari 2007 dengan jurusan Halte Ragunan sampai Halte Dukuh Atas 2. Jalan-jalan yang dilalui koridor 6 adalah sepanjang Jalan Harsono RM, Warung Jati Barat, Mampang Prapatan, HR Rasuna Said, Latuharhari, Halimun, kembali ke HR Rasuna Said, dan seterusnya sampai ke Ragunan. 

Halte-halte yang dilalui bus Transjakarta koridor 6 adalah:
  • Halte Ragunan
  • Halte Departemen Pertanian
  • Halte SMK 57
  • Halte Jati Padang
  • Halte Pejaten
  • Halte Buncit Indah
  • Halte Warung Jati
  • Halte Imigrasi Jakarta Selatan
  • Halte Duren Tiga
  • Halte Mampang Prapatan
  • Halte Kuningan Timur (Transfer ke koridor 9)
  • Halte Patra Kuningan
  • Halte Departemen Kesehatan
  • Halte Gelanggang Olahraga Sumantri
  • Halte Karet Kuningan
  • Halte Kuningan Madya
  • Halte Setiabudi Utara Aini
  • Halte Latuharhari (Hanya dilewati bus Transjakarta dari arah Ragunan ke Dukuh Atas 2, bila sebaliknya, Dukuh Atas 2 ke Ragunan, tidak melewati halte ini)
  • Halte Halimun (Transfer ke koridor 4),(Hanya dilewati bus Transjakarta dari arah Ragunan ke Dukuh Atas 2, bila sebaliknya, Dukuh Atas 2 ke Ragunan, tidak melewati halte ini)
  • Halte Dukuh Atas 2 (Transfer ke koridor 1 dan 4)
Koridor 7
Koridor 7 untuk bus Transjakarta mulai beroperasi secara resmi sejak tanggal 27 Januari 2007 dengan jurusan Terminal Kampung Rambutan sampai Terminal Kampung Melayu. Jalan-jalan yang dilalui koridor 7 adalah sepanjang jalan Kampung Rambutan, Raya Bogor, Sutoyo, MT Haryono, dan Otto Iskandardinata.
Halte-halte yang dilalui bus Transjakarta koridor 7 adalah:
  • Terminal Kampung Rambutan
  • Halte Tanah Merdeka - Ke arah Kampung Melayu
  • Halte Flyover Raya Bogor (Pasar Rebo / Makro)
  • Halte RS Harapan Bunda
  • Halte Pasar Induk Kramat Jati
  • Halte Pasar Kramat Jati
  • Halte Cililitan PGC
  • Halte Sutoyo BKN
  • Halte Cawang UKI (Transfer ke koridor 10) dan (koridor 9 arah Pluit)
  • Halte Cawang BNN
  • Halte Cawang Otista
  • Halte Gelanggang Remaja
  • Halte Bidara Cina
  • Terminal Kampung Melayu (Transfer ke koridor 5 dan 11)
Koridor 8
Koridor 8 melayani rute dari Terminal Lebak Bulus sampai halte Harmoni. Jalan-jalan yang dilalui koridor 8 adalah: Pasar Jumat, Raya Ciputat, TB Simatupang, Metro Pondok Indah , Sultan Iskandar Muda, Teuku Nyak Arif, Soepono, Panjang Raya, Daan Mogot , S Parman , Tomang Raya, Kyai Caringin , Balikpapan, Suryopranoto, berbelok ke Harmoni, lalu berputar di jalan Juanda/Veteran sebelum halte Pecenongan. Koridor 8 kembali ke Lebak Bulus melewati jalan Hasyim Ashari, Daan Mogot, dan seterusnya sampai ke Lebak Bulus. Pada hari kerja, koridor 8 dibagi menjadi dua rute, yaitu Lebak Bulus-Harmoni (lewat Roxy) dan Harmoni-Grogol 2. Penumpang dari koridor 3 atau koridor 9 dapat transit menuju arah Lebak Bulus di halte Grogol.
Halte-halte yang dilalui koridor 8 adalah:
  • Halte Terminal Lebak Bulus
  • Halte Pondok Pinang
  • Halte Pondok Indah 1
  • Halte Pondok Indah 2
  • Halte Tanah Kusir Kodim
  • Halte Kebayoran Lama Bungur
  • Halte Pasar Kebayoran Lama
  • Halte Simprug
  • Halte Permata Hijau
  • Halte Permata Hijau RS Medika
  • Halte Pos Pengumben
  • Halte Kelapa Dua Sasak
  • Halte Kebon Jeruk RCTI
  • Halte Duri Kepa
  • Halte Kedoya Assiddiqiyah
  • Halte Kedoya Green Garden (transfer ke feeder 1 arah Puri Indah)
  • Halte Indosiar (tidak berhenti)
  • Halte Jelambar (tidak berhenti)
  • Halte Grogol 2 (transfer ke kor 3 arah Kalideres/Pasar Baru, dan kor 9 arah Pinang Ranti/PGC/Pluit)
  • Halte S Parman Central Park (Tomang Taman Anggrek) (transfer ke kor 9 arah Pinang Ranti/PGC)
  • Halte Tomang Mandala
  • Halte RS Tarakan
  • Halte Petojo
  • Halte Harmoni (transfer ke kor 1 arah Kota/Blok M, kor 2 arah Pulogadung, dan kor 3 arah Pasar Baru)
  • Halte Grogol (transfer ke kor 9 arah Pinang Ranti/PGC/Pluit)
Koridor 9
Rute bus Transjakarta Koridor 9 resmi beroperasi dengan koridor 10, yaitu 31 Desember 2010 dengan jurusan Halte Terminal Pinang Ranti sampai Halte Pluit Village. Jalan-jalan yang dilalui koridor 9 adalah sepanjang Jalan Pondok Gede Raya, Raya Bogor, Mayjen Sutoyo, MT Haryono, Gatot Subroto, S Parman, Latumenten, Jembatan Dua, Jembatan Tiga dan seterusnya sampai ke Pluit.

Halte-halte yang dilalui bus Transjakarta koridor 9 adalah:
  • Terminal Pinang Ranti
  • Halte Garuda Taman Mini
  • Masuk Tol Jagorawi
  • Keluar Tol Jagorawi
  • Halte Pusat Grosir Cililitan (hanya bus gandeng)
  • Halte Cawang UKI
  • Halte Cawang Sutoyo
  • Halte Cawang BNN
  • Halte Cawang Ciliwung
  • Halte Cikoko Stasiun Cawang
  • Halte Tebet BKPM
  • Halte Pancoran Tugu
  • Halte Pancoran Barat
  • Halte Tegal Parang
  • Halte Kuningan Barat (Transfer ke koridor 6)
  • Halte Gatot Subroto Jamsostek
  • Halte Gatot Subroto LIPI
  • Halte Semanggi (Transfer ke koridor 1)
  • Halte JCC Senayan
  • Halte Slipi Petamburan (Palmerah Barat)
  • Halte Slipi Kemanggisan (Plaza Slipi Jaya)
  • Halte S Parman Harapan Kita
  • Halte S Parman Podomoro City (Taman Anggrek, Central Park)
  • Halte Grogol 2 (Mal Ciputra, Citraland) (Transfer ke koridor 3 dan 8)
  • Halte Latumenten Stasiun KA
  • Halte Jembatan Besi (Mall Seasons City)
  • Halte Jembatan Dua
  • Halte Jembatan Tiga
  • Halte Penjaringan
  • Halte Pluit Central Busway (Belakang Mega Mall Pluit)
Bus Gandeng Koridor 9 hanya sampai PGC dan tidak sampai ke Pinang Ranti, dan hanya sampai Grogol 2 dan tidak sampai ke Pluit


Koridor 10
Koridor 10 (Cililitan - Tanjung Priok) mulai beroperasi pada 31 Desember 2010. Koridor ini akan melalui Jl. Letjend Sutoyo dan sepanjang jalan By Pass, mulai dari Jl. DI Panjaitan, Jl. Ahmad Yani ,Jl. Yos Sudarso dan Jl. Enggano.
Halte-halte yang disinggahi koridor 10 adalah:
  • Halte Cililitan 2 (PGC 2)
  • Halte Sutoyo BKN
  • Halte Cawang UKI (Transfer ke koridor 7)
  • Halte Cawang Sutoyo
  • Halte Panjaitan Penas
  • Halte Kebon Nanas Cipinang
  • Halte Prumpung Pedati
  • Halte Flyover Jatinegara (transfer ke koridor 11)
  • Halte Bea Cukai Ahmad Yani
  • Halte Utan Kayu Rawamangun
  • Halte Pramuka BPKP 2 (Transfer ke koridor 4)
  • Halte Kayu Putih Rawasari
  • Halte Pulomas Pacuan Kuda
  • Halte Cempaka Putih
  • Halte Cempaka Timur 2 (Transfer ke koridor 2)
  • Halte Yos Sudarso Kodamar
  • Halte Sunter Kelapa Gading
  • Halte Plumpang Pertamina
  • Halte Walikota Jakarta Utara
  • Halte Permai Koja
  • Halte Enggano
  • Halte Tanjung Priok

Koridor 11
Koridor 11 mulai beroperasi 28 Desember 2011. Koridor ini melayani rute dari depan kantor Walikota Jakarta Timur sampai ke terminal Kampung Melayu. Jalan-jalan yang dilalui koridor 11 adalah: Sentra Primer Timur, I Gusti Ngurah Rai, Bekasi Timur Raya, Bekasi Barat Raya, Jatinegara Timur, masuk terminal Kampung Melayu dan kembali ke Walikota Jakarta Timur melalui Jatinegara Barat berputar ke Bekasi Barat Raya dan seterusnya. Koridor 11 pada rencana awalnya seharusnya melayani rute dari terminal Pulogebang sampai ke terminal Kampung Melayu, tetapi dikarenakan terminal Pulogebang masih belum dibangun, maka untuk sementara koridor 11 hanya melayani rute Walikota Jakarta Timur-Kampung Melayu sampai terminal Pulogebang selesai dibangun.
Halte-halte yang dilalui koridor 11:
  • Halte Walikota Jakarta Timur
  • Halte Penggilingan
  • Halte Perumnas Klender
  • Halte Flyover Radin Inten
  • Halte Buaran
  • Halte Kampung Sumur
  • Halte Flyover Klender
  • Halte Stasiun Klender
  • Halte Stasiun Cipinang
  • Halte Imigrasi Jakarta Timur (LP Cipinang)
  • Halte Pasar Enjo
  • Halte Flyover Jatinegara (transfer ke kor 10 arah Tanjung Priok/PGC)
  • Halte Stasiun Jatinegara 2 (transfer ke kor 5 arah Kampung Melayu)
  • Halte Jatinegara RS Premier
  • Halte Kampung Melayu (transfer ke kor 5 arah Ancol, dan kor 7 arah Kampung Rambutan)
Koridor 12
Jalan yang dilalui koridor 12 adalah:
  • Jl. Pluit Pemai
  • Jl. Pluit Timur Raya
  • Jl. Pluit Indah
  • Jl. Pluit Putri
  • Jl. Jembatan Tiga
  • Jl. Jembatan Dua
  • Jl. Pangeran Tubagus Angke
  • Jl. Pasar Pagi
  • Jl. Mangga Dua
  • Jl. Gunung Sahari
  • Jl. RE Martadinata

C. HALTE TRANSFER BUSWAY
  • Halte Pluit (Transfer ke Koridor 9)
  • Halte Penjaringan (Transfer ke Koridor 9)
  • Halte Jembatan Tiga (Transfer ke Koridor 9)
  • Halte Jembatan Dua (Transfer ke Koridor 9)
  • Halte Pademangan (Transfer ke Koridor 5)
  • Halte Tanjung Priok (Transfer ke Koridor 10)
Untuk menjaring penumpang di berbagai tempat, disediakan beberapa bus feeder atau pengumpan. Bus ini menghubungkan berbagai daerah dengan salah satu halte Transjakarta seperti di dekat Ratu Plaza (halte Bundaran Senayan) walaupun tetap menggunakan halte bus biasa. Di Jalan Gajah Mada/Hayam Wuruk, Jakarta Pusat, dibangun sebuah halte khusus dengan ukuran jauh lebih besar dari halte-halte yang lain. Halte tersebut diberi nama Harmoni Central Busway. Halte yang dibangun di atas Kali Ciliwung adalah titik transfer antarkoridor 1, 2, 3 dan 8. Halte berdaya tampung kurang lebih 500 orang ini memiliki 6 pintu.

D. TARIF
Tarif tiket Transjakarta adalah Rp. 3.500 (Desember 2006) per perjalanan. Penumpang yang pindah jalur dan/atau transit antar koridor tidak perlu membayar tarif tambahan asalkan tidak keluar dari halte. Bagi penumpang yang membeli tiket pukul 05.00 s/d 07.00 WIB, mereka dapat memperoleh tiket dengan harga yang lebih ekonomis yaitu Rp. 2.000. Mulai tahun 2006, kartu chip JakCard, dilancarkan oleh PT Bank DKI, boleh digunakan untuk membayar tarif.

E. MANAJEMEN OPERASI TRANSJAKARTA
BLUD Transjakarta tidak bekerja sendirian dalam menjalankan sistem Busway. Pembagian kerja dan tanggung jawab dari masing-masing bagian:

1. Transjakarta Busway
Dalam sistem kerja Busway, Transjakarta bertindak sebagai perencana dan pengkoordinir kinerja dari bagian-bagian lain, penyedia infrastruktur yang diperlukan.

2. Operator Busway
Operator Busway bertugas sebagai penyedia bus, awak bus, serta bertanggungjawab untuk menjalankan trayek koridor yang telah ditentukan. Ada beberapa poerusahaan perusahaan yang bertugas sebagai Operator Busway, yaitu:
  • Koridor I             :     Jakarta Express Trans
  • Koridor II - III     :    TransBatavia
  • Koridor IV - VI   :    Jakarta Trans Metropolitan
  • Koridor V - VII   :    Jakarta Mega Trans
3. Ticketing Revenue Collector / Operator Tiketing
Operator Tiketing bertugas sebagai penyedia petugas penjual tiket di liket yang tersedia di halte-halte busway, penyedia tiket yang digunakan, dan menyimpan uamg hasil penjualan tiket. Perusahaan yang bertugas sebagai operator tiketing adalah:
Koridor I - III       :    PT. Delta Metro Guard
  
4. Trustee
Bank DKI yang bertugas sebagai trustee bertanggungjawab sebagai pengelola keuangan Transjakarta.

BAB III
 A. ANALISA KEBUTUHAN TERHADAP KIOS INFORMASI
Untuk lebih mengetahui seberapa dekatnya responden dengan sistem transportasi Busway. Maka diadakan pengumpulan data dari 40 responden dengan metode angket dan memperoleh hasil analisis sebagai berikut: 

1. Sudah berapa kali anda menggunakan Busway?

Belum pernah 8 responden 20%

Beberapa kali 17 responden 42.5%

Hampir setiap hari 15 responden 37.5%

      Tabel 3.1 Presentase penggunaan Busway






Untuk lebih mengetahui tempat-tempat tujuan yang sering dituju oleh pengguna busway. Maka diadakan pengumpulan data dari 40 responden dengan metode angket dan memperoleh hasil analisis berikut:      
      
2. Kemana biasanya anda menggunakan layanan busway?

Kantor 9 responden 22.5%

Kampus/Sekolah 8 responden 20%

Tmpat wisata 5 responden 12.5%

Pusat perbelanjaan 7 responden 17.5%

Lain-lain 11 responden 27.5%

       Tabel 3.2 Tujuan menggunakan Busway





















Untuk lebih mengetahui apakah responden merasa sarana informasi yang tersedia sudah mencukupi atau belum. Maka diadakan pengumpulan data dari 40 responden dengan metode angket dan memperoleh hasil analisis sebagai berikut:



3. Apakah anda mengalami kesulitan memperoleh informasi prosedur menggunakan busway?

Ya 29 responden 72.5%






Tidak 11 responden 27.5%






     Tabel 3.3 Kesulitan pengguna Busway memperoleh informasi





Untuk mengetahui apakah responden mengetahui covering area operasi Transjakarta Busway. Maka  diadakan pengumpulan data dari 40 responden dengan metode angket dan memperoleh hasil analisis sebagai berikut:



4. Apakah anda pernah menemukan kesulitan dalam menentukan rute perjalanan?

Ya

28 responden 70%

Tidak

12 responden 30%

Tabel 3.4 Presentase kesulitan menemukan rute perjalanan






















BAB IV
LANDASAN TEORI


A. PEMASARAN JASA BUSWAY
Pemasaran adalah suatu proses mempersiapkan, memahami, menstimulasi dan memenuhi kebutuhan pasar sasaran yang di pilih secarakusus dengan menyalurkan sumber-sumber sebuah organisasi untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Dengan demikian, pemasaran merupakan proses penyelarasan sumber-sumber sebuah organisasi terhadap kebutuhan pasar. Pemasaran memberikan hubungan timbal balik yang dinamis antara produk-produk dan jasa perusahaan, keinginan dan kebutuhan konsumendan kegiatan pesaing.
Jasa merupakan suatu kegiatan yang memiliki beberapa unsur yang tak terwujud (Intangibility) yang berhubungan denganya ,yang melibatkan bebarapa interaksi dengan konsumen atau dengan properti dalam kepemilikan perubahan kondisi mungkin saja terjadi dan produksi jasa bisa saja berhubungan atau pula tidak berkaitan dengan produk fisik. Jasa pada dasarnya adalah seluruh ativitas ekonomi dengan output selain produk dalam pengertian fisik, dikomsumsi dan diproduksi pada saat bersamaan.
Manajemen Transjakarta, dalam usahanya untuk memenuhi harapan dari pelanggan/pengguna jasa, disamping menyediakan sarana fisik dan teknologi, maka yang juga penting untuk dilakukan adalah melakukan pemasaran internal. Pemasaran internal ditujukan pada Pemerintah DKI Jakarta yang bertujuan agar apa yang telah diopersikan dapat dipenuhi dengan memuaskan.
Pemasaran yang dilakukan Transjakarta di antaranya bagi penumpang yang membeli tiket pukul 05.00 s/d 07.00 WIB, mereka dapat memperoleh tiket dengan harga yang lebih ekonomis yaitu Rp. 2.000, dan pembebasan tarif tiket busway pada hari-hari khusus seperti pada hari ulang tahun busway dan pada hari ulang tahun Jakarta. Di beberapa halte busway termasuk halte Blok M tersedia buletin harian gratis “Trans Kota” yang diperuntukkan bagi para penumpang seperti pada hari ulang tahun Jakarta atau hari ulang tahun Busway.


B. KUALITAS PELAYANAN TRANSJAKARTA
TransJakarta merupakan model angkutan publik yang berbeda dengan model angkutan publik lainnya. Sistem pelayanan dan fasilitasnya yang lebih lengkap dan lebih bersahabat menjadikan TransJakarta memiliki tingkat kenyamanan yang lebih dibanding dengan model lainnya. Pelayanan transportasi ini memiliki keunggulan pada aspek sosial ekonomi dengan fasilitas pendukungnya untuk kemudahan akses pergerakan masyarakat. Keunggulan-keunggulan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. busway TransJakarta memiliki keunggulan dibanding transportasi lainnya seperti bus kopaja yang memiliki skala pelayanan tidak jauh berbeda dengan TransJakarta.
Terkait masalah kualitas layanan, termasuk tidak berfungsinya beberapa fasilitas di dalam bus. Ada banyak kerusakan yang ditemukan pada armada bus transjakarta, di antaranya pintu tidak menutup sempurna, pendingin ruangan kurang berfungsi terlebih jika jam-jam yang padat penumpang pada jam masuk kerja dan pulang kerja juga fasilitas audiovisual mati, dan juga alat GPS atau semacam alat CCTV di dalam busway yang tidak berfungsi yang gunanya untuk kantor pusat dapat memantau keadaan di tiap busway, selain itu di dalam halte tidak disediakan toilet sehingga ini kan menyulitkan bagi pengguna busway yang tiba-tiba butuh menggunakan toilet, hingga fasilitas mesin tiket elektrik/ mesin barrier  di banyak koridor yang saat ini sedang rusak. Rencananya mesin ini diperbaiki kira-kira pada akhir tahun 2012.
Pemberlakuan area khusus wanita di transjakarta koridor 1 jurusan Blok M-Kota belum terlaksana dengan maksimal. Terlihat dari masih banyaknya penumpang pria yang menggunakan area ini.

Masalah kualitas layanan, juga termasuk tidak berfungsinya beberapa fasilitas di luar bus.Jembatan penumpang yang atapnya banyak yang hilang, jalur khusus busway yang sering diserobot pengguna kendaraan lain sehingga menimbulkan ketidaklancaran, sehingga kadangkala menggunakan busway tidak ada bedanya menggunakan kendaraan lainnya.
Keluhan-keluhan yang dirasakan para pengguna jasa seperti harus berjuang dengan keras untuk dapat naik bus meskipun harus berdiri, kepadatan bus khususnya pada saat jam-jam padat berangkat dan pulang kerja, interval kedatangan bus sering tidak tepat karena sering lebih lama, sempitnya shelter mengakibatkan antrian para penumpang. Antrian juga bertambah ketika jam- jam masuk kerja dan pulang kerja,sedangkan di dalam halte tidak dipasang besi-besi pembatas sehingga terjadi kesimpang siuran antara penumpang yang hendak naik dan turun dan tidak ada yang menyerobot antrian. Ketidaknyamanan terjadi baik di luar maupun di dalam bus, serta ketidak tepatan sampai di tujuan menyebabkan rasa nyaman, efektif dan efisien masih belum dapat dirasakan merupakan bentuk kekecewaan atas pelayanan yang dirasakan.
Beberapa supir masih mengemudikan bus dengan cara yang tidak nyaman terutama ketika akan berhenti mengerem mendadak dan pada jalan yang berlubang kurang mengemudikan bus dengan baik.Sehingga hal ini membuat kurang nyaman bagi pengguna busway terutama bagi yang posisinya tidak mendapat tempat duduk/berdiri.

Keluhan-keluhan seperti tersebut di atas menuntut pihak pengelola untuk mempunyai daya tanggap dalam menghadapi masalah yang timbul seperti memperluas shelter atau membuka counter cadangan yang paling penting dapat mengantisipasi dan memberikan kesan yang baik bagi penumpang atas keluhan sebagai ungkapan tidak puas. Para petugas pelayanan busway masih belum bisa memberikan pelayanan yang memuaskan kepada para pelanggan. Para pelanggan belum merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh Transjakarta. Akhirnya, masyarakat jugalah yang dirugikan dari adanya koridor 1 busway ini. Tidak mengurangi kemacetan, dengan membuat pengendara mobil pribadi beralih ke Busway. Justru membuat jalan-jalan di Jakarta semakin macet bahkan banjir.
Operasional bus Transjakarta saat ini hanya dilayani oleh 5 SPBBG sedangkan bus harus mengisi CNG dua kali per-hari. Untuk sebagian koridor busway, lokasi SPBBG tersebut cukup jauh dengan waktu antri yang lama karena banyaknya bus yang mengisi CNG. Untuk mengoptimalkan efisiensi pengisian CNG bus Transjakarta, maka minimal harus dilakukan pengoperasian kembali dan revitalisasi SPBBG di Jl. Ahmad Yani dan SPBBG Jl. Daan Mogot. Dari kualitas CNG, Operator bus Transjakarta mengeluhkan kualitas CNG yang buruk karena mengandung air, lumpur dan oli sehingga membutuhkan perawatan dan penggantian suku cadang yang lebih banyak dari seharusnya. Hasil penelitian laboratorium menunjukan bahwa kualitas dalam CNG, meskipun masih memenuhi standar kualitas nasional tetapi masih berada di bawah standar kualitas gas untuk sektor transportasi di negara lain.

Untuk mencapai layanan operasional Transjakarta yang aman, nyaman, dan efisien maka perlu segera dilakukan penambahan SPBBG dan jaminan suplai yang cukup disepanjang koridor busway. Kualitas gas yang masih dibawah standar agar diperbaiki dan pemeliharaan terhadap perawatan mesin pengisian dilakukan secara berkala dari ATPM.


C. KEPUASAN PENGGUNA JASA
TransJakarta merupakan model angkutan publik yang berbeda dengan model angkutan publik lainnya. Sistem pelayanan dan fasilitasnya yang lebih lengkap dan lebih bersahabat menjadikan TransJakarta memiliki tingkat kenyamanan yang lebih dibanding dengan model lainnya. Pelayanan transportasi makro ini memiliki keunggulan pada aspek sosial ekonomi dengan fasilitas pendukungnya untuk kemudahan akses pergerakan masyarakat. Keunggulan-keunggulan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Busway TransJakarta memiliki keunggulan dibanding model transportasi lainnya seperti bus kopaja yang memiliki skala pelayanan tidak jauh berbeda dengan TransJakarta. 

Busway
Dapat dikatakan terjangkau karena moda ini menerapkan kebijakan tarif tunggal. Untuk sekali naik, hanya memerlukan uang sebesar Rp 3500  dan gratis untuk berganti koridor. Dengan uang Rp 3500 penumpang dapat berjalan menyusuri semua koridor tanpa harus mengeluarkan uang untuk menuju koridor lainnya.

JakCard 
masyarakat dapat menggunakan JakCard di Koridor 1 (Blok M – Kota), Koridor 2 (Pulogadung-Harmoni), Koridor 3 (Kalideres-Harmoni),dan Koridor 6 (Ragunan-Dukuh Atas). JakCard adalah kartu pembayaran elektronik yang dikeluarkan oleh Bank DKI untuk memberikan kemudahan dalam melakukan transaksi tanpa harus mengeluarkan uang tunai yang saat ini sudah dapat digunakan di Transjakarta Busway. Pengguna JakCard cukup menempelkan kartu ke reader (mesin pembaca elektronik) yang disediakan pada kaca loket pembelian tiket busway dan kasir akan memberikan tiket busway untuk dapat masuk ke dalam halte. Kartu JakCard yang baru ini berbeda dengan kartu JakCard lama yang sebelumnya digunakan di Koridor 2&3. Selain bisa digunakan sebagai kartu pembayaran busway, JakCard juga berfungsi sebagai kartu belanja di merchant-merchant tertentu (Indomaret). Dengan diperluasnya jaringan JakCard ini diharapkan akan mempermudah penumpang untuk membeli tiket busway tanpa harus mengeluarkan uang tunai. Pembelian awal dan pengisian ulang kartu Jakcard dapat dilakukan di 32 halte busway Koridor 1,2,3 dan 6 dan di Bank DKI.

Creditcard 
Pembayarannya akan diakumulasikan perbulannya, sehingga memberikan kemudahan bagi penumpang untuk berlangganan TransJakarta. Teknologi ramah lingkungan yang diterapkan pada busway dapat meminimalisasi dampak polusi udara terhadap lingkungan.
Keunggulan TransJakarta dibanding bus Kopaja dapat dijelaskan pada tabel berikut:


 
                                   Tabel Keunggulan TransJakarta Dibanding Kopaja Berdasarkan Fasilitas

Fasilitas               Kopaja
              Busway


Fisik  Bus kopaja memiliki fisik yang Transjakarta dirancang dengan
sudah tidak layak guna karena bodi yang anti api dan mampu menampung
yang sudah tidak kokoh dan masih  hingga 50 orang
digunakan dengan kapasitas
penumpang yang berlebihan
Jalur Lintasan
Kopaja tidak mempunyai jalur
Transjakarta dengan sistem
khusus. Pengemudi kopaja terpadunya memiliki jalan khusus
tergolong melanggar peraturan yang terorganisir dengan baik. Jalur
karena terbiasa berhenti di khusus lebih menghemat waktu
sembarang tempat kebut-kebutan, karena tidak terjebak macet saat jam
sehingga bus ini banyak memakan puncak kendaraan di Jakarta
jalan dan juga kecepataan kemudi
kopaja cenderung melebihi batas
maksimal sehingga merugikan
pengguna jalan lainnnya
Halte
Halte bus kopaja sangat tidak nyaman 
Transjakarta memiliki halte khusus
untuk penumpang karena halte tidak  untuk calon penumpang dilengkapi
dapat menampung banyak orang  dengan fasilitas publik seperti ruang
dan letaknya tidak aman. Kenyamanan  tunggu yang nyaman dan informasi
bus tersebut sangat rendah karena tidak  arah tujuan untuk pengguna,letaknya
memiliki halte khusus sehingga tidak   berada di tengah jalan arteri
hanya calon penumpang kopaja saja  ini terdapatnya fasilitas pendukung
yang berada di halte tapi juga  berupa jembatan penyebrangan
trasportasi lain.  yang nyaman untuk pejalan kaki.
Keamanan
Kopaja memiliki tingkat keamanan

Terdapat petugas kemanan yang
yang rendah karena pengemudi yang  khusus untuk menjaga kondisi
kebut-kebutan dan tidak terdapat  penumpang di dalam busway.
petugas keamanan yang memanta.
Ramah lingkungan
Kopaja merupakan transportasi

Transjakarta menggunakan bahan
dengan mesin disel dan bakar bio gas dan gas yang dirancang
menggunakan bahan bakar solar, khusus untuk busway. Bahan bakar
ini tidak ramah terhadap lingkungan tersebut tergolong ramah lingkungan,
karena mesin mengeluarkan asap sehingga tidak menimbulkan
pembungan yang mencemari pencemaran udara akibat
lingkungan pembakaran bahan bakar fosil.



Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui keunggulan TransJakarta sebagai sistem transportasi terpadu dibandingkan angkutan umum sebelumnya yaitu bus kopaja.Secara umum yang membedakan antara TransJakarta dan bus kopaja adalah fasilitas dan sistem pergerakannya. Fasilitas halte, fisik taransportasi, jalur lintasan, keamanan, dan ramah lingkungan. Angkutan publik yang memiliki fasilitas penunjang yang baik akan memberi kenyamanan penumpang dalam perjalanannya. TransJakarta juga memiliki aksesbilitas tinggi untuk pergerakan dan sistem trasnportasi yang terpadu mengintegrasi model angkutan lainnya seperti kereta api, motor dan bus antar provinsi. TransJakarta memberikan kesetaraan dalam penyediaan fasilitas untuk seluruh lapisan masyarakat dan biayanya cukup terjangkau. Karena harganya yang terjangkau maka banyak pengguna busway setiap harinya, terbukti dengan jumlah penjualan tiket di koridor 1 pada jam 05.00 s/d 06.00 WIB rata-rata terjual 105 tiket, pada pukul 06.00-07.00 WIB rata-rata terjual 288 tiket, pada pukul 07.00-08.00 WIB rata-rata terjual sebanyak 232 tiket.
Kepuasan yang dirasakan pelanggan seperti yang diungkapkan oleh salah satu pengguna busway bernama ibu Hani pengalaman saya, pada saat jadwal pulang kantor dengan penumpang yang banyak di Dukuh atas, saat para petugas yang ada di dukuh tidak melihat saya sedang hamil, mengeluarkan saya dari pintu penurunan untuk naik ke busway dan saya dipersilahkan duduk.Saat kerja dia tidak mengangkat handphone nya padahal handphone nya berbunyi. Dia menghiraukan handphonenya, mungkin dia berpikir saat itu sedang menjalankan tugas. Dia juga baik dalam mengontrol penumpang yang akan naik busway jadi penumpang di busway tidak terlalu penuh agar penumpang tidak berjubel di busway.


D. HARAPAN PENGGUNA JASA
  • Halte busway belum nyaman dan menganri untuk waktu yang lama karena alasan traffic jam sebaiknya ruang tunggunya di buat supaya nyaman juga saat menunggunya tidak berkeringat.Karena bagi konsumen terutama yang berangkat ke kantor merasa akan malu karena bau keringat.
  • Jalur busway dijaga dari transportasi selain busway
  • Tambah armada
  • Percepat proses administratif
  • Antrian di halte busway lebih ditertibkan

E. KEPUASAN PELANGGAN INTERNAL (KARYAWAN)
Tenaga kerja yang baik merupakan sumber daya yang menguntungkan bagi perusahaan. kepuasan kerja merupakan suatu cara pandang seseorang, baik yang bersifat positif maupun bersifat negatif, tentang pekerjaannya. Kepuasan kerja merupakan salah satu elemen yang cukup penting dalam organisasi.
Hal ini disebabkan kepuasan kerja dapat mempengaruhi perilaku kerja seseorang seperti
malas, rajin, dan lain-lain. Sikap puas atau tidak puas karyawan dapat diukur dari sejauh mana perusahan atau organisasi dapat memenuhi kebutuhan karyawan. Bila terjadi keserasian antara kebutuhan karyawan dengan apa yang diberikan perusahan, maka tingkat kepuasan yang dirasakan karyawan akan tinggi, dan sebaiknya. Ketidakpuasan kerja sering tercermin dari prestasi kerja yang akan rendah, tingkat kemangkiran yang tinggi, seringnya terjadi kecelakaan kerja,dan bahkan pemogokan kerja yang pada akhirnya akan sangat merugikan perusahan.
 Tenaga kerja yang baik senantiasa meningkatkan kualitas kerjanya melalui motivasi-motivasi. Baik motivasi yang berasal dari dirinya sendiri ataupun motivasi yang didatangkan secara sengaja oleh pihak manajerial sumber daya guna meningkatkan kualitas kerja pegawai. Motivasi kerja para tenaga kerja berkaitan dengan kepuasan kerja pegawai itu sendiri terhadap pekerjaannya. Apabila ia merasa puas dengan pekerjaannya, maka ia akan bekerja lebih baik dan biasanya hasil pekerjaannya pun sangat baik. Namun ada kalanya para pegawai lama pada akhirnya merasa jenuh dengan pekerjaannya dan akhirnya kualitas hasil kerjanya pun menurun. Secara tidak langsung mungkin pegawai tersebut mengalami ketidakpuasan kerja, sehingga motivasinya pun menurun.
Kepuasan karyawan terhadap pekerjaannya, pertanyaan yang diberikan adalah sbb:
• Saya puas dengan pekerjaan saya dan jenis tugas yang saya kerjakan.
• Saya puas dengan pembagian tugas karena pembagian pekerjaan jelas.
Untuk kepuasan karyawan terhadap atasan, pertanyaan yang diberikan adalah sbb:
• Atasan saya kurang dapat melakukan tindakan perbaikan yang tepat,seperti penanganan terhadap keluhan pramudi busway mengenai jalan yang rusak yang terdapat di koridor 1,padahal sudah sering kali disampaikan mengenai jalan yang berlubang tersebut tetapi tidak ada tanggapan dari pengelola busway.
• Atasan saya memberikan pengarahan dan instruksi yang jelas. Dan adil pada karyawan yang tidak dapat menampilkan prestasi kerja yang memuaskan.
• Atasan saya memberikan pembagian tugas dengan jelas dan tepat. Tugas yang diberikan sesuai dengan jabatan/bagiannya dan sesuai dengan keahlian.
Untuk kepuasan karyawan terhadap paket remunerasi yang diterima, pertanyaan yang diberikan adalah :
• Saya kurang merasa kurang puas dengan gaji yang saya terima. Untuk gaji pramudi di tiap- tiap koridor tidak sama. Pembagian gaji untuk pramudi di koridor 11 mencapai Rp. 4.500.000, sedangkan untuk di koridor III dengan koridor-koridor lain berbeda yaitu untuk gaji kotornya hanya kurang lebih Rp. 1.500.000 padahal lama jam kerja semua sama. Sehingga besarnya gaji yang diterima dirasa belum sesuai dengan jam kerja. Pemecahan masalah mengenai gaji ini masih sedang berjalan. Tetapi pihak perusahaan memberikan jatah makan bagi pramudi(supir) dan on boat(penjaga pintu dalam busway) sebanyak 1x dalam 1 sift kerja setiap hari, sehingga tidak perlu repot untuk mencari makan pada saat jam kerja.
• Saya merasa puas dengan paket asuransi kesehatan yang diberikan oleh perusahaan.
Faktor utama dalam pekerjaan, meliputi upah atau gaji. Gaji lebih banyak menyebabkan ketidakpuasan, dan jarang orang mengekspresikan kepuasan kerjanya dengan sejumlah uang yang diperolehnya. Selain itu pengawasan, kondisi kerja, dan juga penghargaan terhadap karyawan, hubungan sosial di dalam pekerjaan, perasaan diperlakukan adil yang menunjang kepuasan kerja baik bagi karyawan pria maupun wanita.


F. HARAPAN KARYAWAN
  • Bisa lebih sejahtera
  • Ada perubahan-perubahan yang lebih baik
  • Jika mengajukan izin tidak dipersulit oleh perusahaan

G. DAMPAK TRANSJAKARTA
Fasilitas mesin kartu elektrik/ mesin barrier di semua koridor yang rusak atau tidak berfungsi. Kita bisa lihat di koridor 1 sampai 3 busway yang tidak kunjung diperbaiki. Banyaknya mesin yang rusak dan tidak diperbaiki karena biaya yang cukup tinggi sehingga ini dapat berdampak buruk pada lingkungan karena sampah kertas sobekan karcis tersebut melimpah ruah di tempat sampah sehingga dapat menambah jumlah sampah dan sobekan tersebut mengotori lingkungan halte di sekitar busway, karena banyak yang membuang sampah sobekan kertas itu secara sembarangan. Hal ini akan menjadi masalah jika dihitung dari pengguna jalur busway di koridor 1 tersebut,berapa ratus ribu orang setiap hari melaju dengan transjakarta, dan berapa ratus ribu lembar sobekan karcis yang berakhir di tempat sampah setiap hari.Hal ini mungkin akan menjadi masalah di kemudian hari.
Busway sebagai alat transportasi massal yang bertujuan untuk mengalihkan penggguna jalan Jakarta yang menggunakan mobil pribadi menjadi naik busway, terus mengundang kontroversi sejak diluncurkan pertama kali 15 Januari 2004 lalu karena otomatis mempersempit jalur untuk kendaraan umum. Padahal konsep awal daripada busway adalah sebelum dibangun jalur busway harus menambah satu jalur, baru diambil satu jalur untuk busway. Tapi kenyataan yang ada sekarang justru sangat berbeda jalur umum diambil untuk dijadikan jalur busway tanpa ada jalur penggantinya, sehingga menambah parah kemacetan Jakarta. Akhirnya pengguna jalan yang menggunakan mobil pribadi tetap, tetapi jalan-jalan di Jakarta bertambah sempit dan macet. Permasalahan kecelakan lalu lintas tersebut sebenarnya juga bersumber pada sulitnya menjaga agar jalur busway tetap steril dari kendaraan lain non busway, sehingga dampak negatif yang dirasakan warga Jakarta akibat dari adanya koridor Busway ini seperti, kemacetan yang bertambah parah akibat bertambah sempitnya jalur untuk kendaraan.


H. KENDALA PENERAPAN TRANSJAKARTA
Kendala merupakan suatu hambatan dalam suatu proses untuk tercapainya suatu tujuan. Kendala dalam penerapan TransJakarta untuk menciptakan sistem transportasi dipengaruhi oleh banjir, human eror, dan kesadaran dari masyarakat Jakarta. Human Eror. Human eror sebagai salah satu faktor kendala penerapan TransJakarta merupakan faktor kesalahan yang berasal dari kesalahan manusia secara teknis. Misalnya, Masih banyak kasus kecelakaan oleh busway telah tercatat kecelakaan oleh busway, dan sering terjadi motor terjepit dengan busway. Banyaknya korban berjatuhan akibat kecelakaan lalu lintas yang melibatkan Busway di Jakarta.  Penyebab kecelakaan pada jalur TransJakarta adalah karena penyerobotan jalur TransJakarta, pengguna motor, angkutan umum yang menyerobot seperti kopaja, pejalan kaki yang menyeberang tidak pada jembatan penyeberangan dan pramudi yang melanggar standar operasional prosedur dan tidak ditemukan alat pemadam kebakaran didalam bus tersebut.



BAB IV

PENUTUP

Saran yang diajukan oleh peneliti untuk menjadi pertimbangan Pemprov DKI Jakarta, khususnya BLU Transjakarta-Busway, adalah pada penelitian ini responden beranggapan sistem operasi Transjakarta-Busway belum dapat mengatasi kemancetan di Jakarta bahkan cenderung menambah masalah. Oleh karena itu, Transjakarta- Busway bersama instansi terkait perlu mengatur sistem operasi yang efisien dan efektif supaya salah satu tujuan Transjakarta-Busway dalam mengatasi kemancetan dapat terwujud. Responden beranggapan bahwa pelayanan yang diberikanTransjakarta-Busway kurang nyaman dan berbelit. Oleh karena itu Transjakarta–Busway perlu meningkatkan pelayanan dalam hal kenyamanan dan kemudahan, seperti menjaga kebersihan di halte, kemudahan dalam membeli tiket, penambahan armada busway dan sebagainya. Responden beranggapan bahwa sikap dan perilaku petugas Transjakarta-Busway dalam menanggapi keluhan pelanggan kurang sehingga hal tersebut perlu diperbaiki. Misalnya dengan memberikan pelatihan dan pendidikan pada petugas Transjakarta-Busway yang berhubungan dengan service excellent. Responden beranggapan bahwa Transjakarta-Busway kurang tepat waktu. Oleh karena itu hal tersebut perlu diperbaiki dengan meningkatkan kedisiplinan petugas supaya menjalankan jadwal yang sudah ditetapkan. Untuk menetapkan kedisiplinan pada petugas, Transjakarta-Busway dapat memberikan sanksi apabila petugas tidak tertib dalam menjalankan jadwal. Sedangkan pada pelanggan diberikan ganti rugi apabila Transjakarta-Busway tidak berangkat tepat waktu. Dengan sistem demikian diharapkan terjadi kontrol yang menyebabkan kinerja dalam ketepatan waktu dapat ditingkatkan. Responden beranggapan bahwa jumlah armada masih kurang sehingga menyebabkan penumpukan pelanggan. Oleh karena itu Transjakarta-Busway perlu menambah jumlah armada.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah persepsi responden terhadap tingkat kinerja organisasi tergolong baik, khususnya dalam kesesuaian dengan kebutuhan masyarakat, pelayanan yang adil bagi penumpang, dan tarif tiket. Persepsi sebagian besar responden terhadap tingkat kualitas pelayanan tergolong kurang baik, khususnya dalam ketepatan waktu, lama waktu terlambat, sikap petugas dalam memberikan pelayanan, kesopanan petugas, kemampuan dan sikap petugas dalam menanggapi masalah, pengalaman petugas di bidang pekerjaannya, ketrampilan dalam memberikan pelayanan dan informasi, kepedulian terhadap keluhan pengguna jasa, kebersihan petugas dan kondisi fisik halte bus ternyata masih tidak puas terhadap mutu pelayanan yang diberikan oleh Busway pada saat ini. Responden kurang puas terhadap Transjakarta- Busway, khususnya dalam pelayanan di loket, pelayanan di halte dan di dalam bus, jumlah kapasitas penumpang, lokasi halte dan rute bus, serta jumlah armada busway.
Masih banyak hal-hal yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan lagi kualitasnya oleh pihak pengelola Busway untuk dapat mencapai kepuasan konsumen,seperti harga tiket, prosedur pembelian tiket, jadwal operasional bus, kesopanan dan keramahan pegawai, keamanan, dan kenyamanan. Namun, ada juga hal-hal yang sudah dianggap cukup baik oleh konsumen sehingga pelaksanaannya perlu dipertahankan, seperti halte bus, obyektivitas terhadap konsumen, penampilan pegawai, dan kebersihan halte dan bus.
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa pada jam-jam pulang kantor terjadi penumpukan penumpang dari arah Blok M ke Kota. Para pengguna jasa Busway bisa memaklumi kondisi ini. Akan tetapi keadaan yang kurang nyaman terjadi karena adanya saling dorong antar sebagian pengguna jasa Elektronisasi Tiket. Seperti dikeluhkan sejak lama, persoalan ticketing menjadi penting karena tiket manual pastinya menimbulkan kecurigaan kebocoran karena lemahnya proses pengawasan dan verifikasi. Oleh sebab itu penerapan e-ticketing untuk semua koridor sudah menjadi hal yang tidak bisa ditawar lagi, mengingat teknologi ini sudah sangat populer dan diterapkan di banyak tempat, bukan hanya sektor transportasi saja.
Proses penerapan e-ticketing ini sebenarnya mudah dan murah. Kuncinya terletak pada kemauan politik dari Pemprov DKI Jakarta serta mengabaikan segala kepentingan individu dan institusi. Kalau memang Bank DKI Jakarta tidak mampu memecahkan persoalan ini, Pemprov DKI Jakarta dapat menggandeng kerjasama dengan institusi lain. mengingat kota yang lebih kecil dan miskin, seperti TransJogja sejak awal sudah mengetrapkan e-ticketing, masak Jakarta yang lebih kaya dan banyak tenaga ahli justru masih menggunakan tiket manual. Tentu ini merupakan hal yang memalukan. Menertibkan Halte dari pengemis. Pada saat ini banyak jembatan penyeberangan yang telah dipenuhi dengan dan pengemis yang amat mengganggu kelancaran arus penumpang di sekitar halte. Pada jam-jam sibuk keberadaan itu amat mengganggu calon penumpang. Sedangkan keberadaan pengemis, termasuk penderita sakit kusta, anak-anak dengan ibunya yang memelas telah menimbulkan pemandangan tidak sedap.
Merawat Kebersihan Halte demi Kenyamanan para Calon Penumpang. Banyak halte yang saat ini kurang terawat: cat sudah lusuh dan banyak yang mengelupas, kanopi lepas, skrup banyak yang lepas, lantai jembatan penyebrangan sudah tidak merata dan sejenisnya yang perlu mendapat perhatian serius untuk segera dilakukan perawatan agar memberikan kenyamanan dan keselamatan bagi calon pengguna Busway Transjakarta. Kenyamanan dan keselamatan calon penumpang perlu dijamin agar mereka merasa betah menggunakan busway.
 Benahi Halte-Halte Krusial. Halte-halte krusial seperti Halte Dukuh Atas 2, perlu disempurnakan konstruksi fisik sehingga bisa mengoptimalkan operasional Transjakarta maupun memberikan kenyamanan kepada para calon penumpang yang sedang mengantri.
Gaji didudukkan sebagai salah satu faktor kepuasan kerja untuk meningkatkan kinerja karyawan dan berpengaruh secara signifikan terhadap pemenuhan kebutuhan biaya hidup sehingga perlu dipikirkan adanya kenaikan gaji berkala kepada para karyawan.